Harga Sembako Naik Terus, Dompet Rakyat Kian Tercekik!
Tanggal: 13 Mei 2025 23:47 wib.
Tampang.com | Masyarakat Indonesia kembali dihadapkan pada kenyataan pahit: harga bahan pokok naik hampir setiap pekan. Mulai dari beras, cabai, telur, hingga minyak goreng, semua mengalami lonjakan yang membuat dompet rakyat menipis. Kondisi ini kian diperparah oleh belum efektifnya intervensi pemerintah.
Kenaikan Harga Tak Lagi Musiman
Jika dulu lonjakan harga biasanya terjadi menjelang hari besar, kini hampir sepanjang tahun harga bahan pokok terus merangkak naik. Di beberapa pasar tradisional Jakarta dan Surabaya, harga beras medium sudah tembus Rp14.000 per kilogram, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET).
“Gaji tidak naik, tapi harga kebutuhan naik terus. Kami makin sulit bertahan,” ujar Fitri, ibu rumah tangga di Bekasi.
Pemerintah Gagal Jaga Stabilitas
Program stabilisasi harga seperti operasi pasar dinilai hanya bersifat sementara dan tidak menyentuh akar persoalan. Minimnya data produksi yang valid dan distribusi yang tidak efisien membuat intervensi harga sering terlambat.
“Ini bukan sekadar soal cuaca atau panen gagal. Pemerintah belum punya sistem kendali harga yang tangguh,” kata Bhima Yudhistira, ekonom dari CELIOS.
Daya Beli Melemah, Konsumsi Tertekan
Lonjakan harga bahan pokok berdampak langsung pada pola konsumsi rumah tangga. Banyak keluarga terpaksa mengurangi jumlah atau kualitas makanan harian. Ini menjadi alarm serius, terutama bagi kelompok rentan.
“Kami mulai kurangi lauk dan ganti daging dengan tempe tiap hari. Yang penting bisa makan,” kata Darto, buruh harian lepas di Yogyakarta.
Solusi: Reformasi Tata Niaga dan Perlindungan Konsumen
Pengamat ekonomi menyarankan pemerintah melakukan reformasi besar dalam tata niaga pangan: memperkuat rantai pasok dari petani ke pasar, memperbaiki data logistik, dan menetapkan harga dasar yang adil bagi produsen maupun konsumen. Perlindungan sosial juga harus ditingkatkan.
“Kalau terus dibiarkan, bukan hanya inflasi yang jadi masalah, tapi ketahanan pangan nasional yang terancam,” tegas Bhima.