Sumber foto: Google

Harga Sembako Naik Lagi Jelang Iduladha, Siapa yang Paling Terdampak?

Tanggal: 9 Mei 2025 20:47 wib.
Tampang.com | Harga bahan pokok kembali merangkak naik menjelang Hari Raya Iduladha 2025. Di sejumlah pasar tradisional, kenaikan mencolok terjadi pada beras, daging sapi, cabai merah, dan minyak goreng. Kenaikan ini tidak hanya membebani pedagang, tapi juga langsung memukul dompet masyarakat kecil yang harus menyesuaikan pengeluaran dalam waktu singkat.

Kenaikan Harga Sudah Terjadi Sejak Awal Mei
Berdasarkan data PIHPS, harga beras medium telah naik sebesar 6% dalam dua pekan terakhir, sementara harga daging sapi melonjak hingga Rp150.000/kg di beberapa kota. Kenaikan juga terlihat pada cabai merah (naik 12%) dan telur ayam (naik 8%).

“Biasanya memang naik menjelang hari besar keagamaan, tapi tahun ini naiknya lebih cepat dan lebih tinggi,” ujar Siti, pedagang di Pasar Senen, Jakarta.

Penyebab Bukan Hanya Musiman, Tapi Juga Distribusi dan Cuaca
Kementerian Perdagangan menyebut kenaikan kali ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh pola musiman. Gangguan cuaca akibat El Nino berkepanjangan dan hambatan distribusi dari sentra produksi ke kota besar ikut memperparah situasi.

“Beberapa daerah produsen seperti Jawa Tengah dan NTB sedang kekurangan air, jadi produksi beras dan sayur terganggu. Distribusi juga masih tersendat akibat infrastruktur yang belum merata,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.

Masyarakat Kecil Merasakan Dampaknya Paling Besar
Kenaikan harga sembako selalu menjadi alarm bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Mereka tidak punya banyak pilihan selain mengurangi jumlah pembelian atau mencari alternatif yang lebih murah, meski kadang kualitasnya jauh menurun.

“Sekarang beli daging satu kilo itu sudah mewah. Saya lebih sering masak tahu tempe, itu pun harganya ikut naik,” kata Ratna, ibu dua anak di Bekasi.

Program Bantuan Pemerintah Dinilai Belum Cukup Responsif
Pemerintah memang telah menggulirkan bantuan pangan seperti beras SPHP dan BLT, namun responsnya sering kali terlambat atau tidak menjangkau semua kelompok rentan.

“Distribusi bantuan kadang tidak merata dan terlalu lambat. Sementara harga-harga naiknya cepat, tidak tunggu birokrasi,” kritik Bhima Yudhistira, Direktur CELIOS.

Mendorong Kebijakan Jangka Pendek dan Panjang yang Lebih Tepat Sasaran
Kenaikan harga sembako menjelang hari raya memang bisa diprediksi, namun belum ada sistem mitigasi yang benar-benar efektif. Penguatan stok pangan nasional, stabilisasi harga pasar, dan pemberdayaan pasar lokal bisa menjadi solusi jangka panjang.

Untuk jangka pendek, pemerintah perlu mempercepat distribusi pangan murah dan memastikan aksesnya tidak hanya di kota besar, tapi juga wilayah pinggiran.

Ketika sembako menjadi semakin mahal, masyarakatlah yang kembali menanggung bebannya—khususnya mereka yang setiap harinya harus memilih: makan cukup atau berhemat untuk bertahan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved