Harga Sembako Melonjak Jelang Idul Adha, Rakyat Resah Pemerintah Diam?

Tampang.com | Menjelang Idul Adha, harga bahan pokok seperti daging, telur, cabai, dan beras naik tajam di sejumlah wilayah. Kenaikan ini dinilai tidak wajar dan menambah beban masyarakat yang sudah terpukul oleh tekanan ekonomi pasca pandemi dan naiknya biaya hidup.

Daging dan Cabai Jadi Komoditas Paling Mencekik

Data dari berbagai pasar tradisional menunjukkan lonjakan harga daging sapi hingga Rp150.000/kg dan cabai rawit merah yang menembus Rp90.000/kg. Pedagang mengaku pasokan menurun, sementara permintaan meningkat tajam.

“Setiap menjelang hari besar, selalu begitu. Tapi kali ini kenaikannya ekstrem,” ujar Siti Rahayu, pedagang di Pasar Kramat Jati, Jakarta.

Pemerintah Dinilai Gagal Kendalikan Inflasi Musiman

Kritik tajam datang dari pengamat ekonomi yang menilai pemerintah gagal mengantisipasi lonjakan musiman ini. Operasi pasar dan cadangan logistik pangan dianggap lamban dan tidak merata.

“Selalu alasan klasik: pasokan terganggu dan cuaca buruk. Tapi kenapa tidak pernah belajar dari tahun-tahun sebelumnya?” kritik Dr. Bima Yudhistira, Direktur INDEF.

Daya Beli Rakyat Makin Tercekik

Kenaikan harga ini makin memukul daya beli, terutama masyarakat kelas bawah. Mereka terpaksa mengurangi konsumsi atau mencari alternatif pangan yang lebih murah namun kurang bergizi.

“Inflasi pangan lebih bahaya dari inflasi biasa karena langsung menyerang perut rakyat,” ujar Bima.

Solusi: Perlu Intervensi Cepat dan Terstruktur

Pemerintah didesak melakukan operasi pasar lebih agresif, mempercepat distribusi dari sentra produksi ke konsumen, serta menindak oknum yang mempermainkan harga. Selain itu, data stok dan distribusi pangan harus transparan dan bisa diakses publik.

“Kalau ini dibiarkan terus, harga akan jadi alat spekulan dan rakyat jadi korban setiap momentum hari besar,” tegasnya.

Stabilitas Harga Adalah Tanggung Jawab Negara

Pemerintah tak bisa berdalih soal mekanisme pasar. Di saat masyarakat merayakan hari besar keagamaan, negara harus hadir untuk menjamin keterjangkauan harga dan kecukupan pangan.