Sumber foto: Google

Harga Pangan Melambung! Alarm Inflasi yang Tak Lagi Bisa Diabaikan?

Tanggal: 7 Mei 2025 20:52 wib.
Tampang.com | Tampang.com | Harga bahan pangan pokok seperti beras, cabai, dan telur terus mengalami lonjakan dalam beberapa bulan terakhir. Tren ini memukul ekonomi rumah tangga, terutama di kota-kota lapis dua dan tiga yang daya belinya lebih rentan.

Beras dan Telur Naik Terus, Tak Ada Musim Turun Harga
Menurut BPS, inflasi pangan per Maret 2025 mencapai 8,4%, jauh di atas target inflasi nasional. Kenaikan paling tajam terjadi pada beras (12,3%), cabai merah (15,1%), dan telur ayam (9,7%).

“Kondisi ini mengindikasikan persoalan distribusi dan produksi yang belum tuntas,” jelas Faisal Andri, peneliti ekonomi dari INDEF.

Distribusi Terganggu, Impor Tak Menolong Banyak
Kementerian Pertanian menyebutkan faktor cuaca ekstrem, gagal panen, dan gangguan distribusi pasca banjir menyebabkan pasokan berkurang. Sementara kebijakan impor justru sering terlambat masuk pasar.

Di sisi lain, pasar tradisional menjadi korban dari rantai pasok panjang dan harga grosir yang tidak terkendali.

“Kadang harga dari tengkulak sudah tinggi, kami tinggal ikut saja,” ujar Bu Ijah, pedagang sembako di Pasar Cibinong.

Daya Beli Melemah, Ancaman Konsumsi Jangka Panjang
Bank Indonesia mewanti-wanti bahwa inflasi pangan yang berlarut bisa menurunkan konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Pemerintah memang meluncurkan program bantuan pangan, tapi sifatnya masih jangka pendek dan belum menyentuh akar masalah: efisiensi produksi dan distribusi pangan nasional.

Solusi Harus Struktural, Bukan Sementara
Menurut ekonom senior Arif Wicaksono, langkah nyata yang dibutuhkan adalah perbaikan tata niaga pangan, penataan rantai distribusi, dan pemberdayaan petani skala kecil agar tidak tergantung tengkulak dan cuaca.

“Selama kebijakan hanya reaktif, kita akan selalu menghadapi siklus krisis harga yang berulang,” tegasnya.

Kesimpulan
Kenaikan harga pangan bukan semata statistik, tapi tragedi sunyi yang dirasakan jutaan keluarga. Butuh keberanian kebijakan dan ketegasan politik pangan agar harga kembali stabil dan adil bagi semua.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved