Harga Naik, Pendapatan Stagnan! Rakyat Tercekik, Konsumsi Anjlok!
Tanggal: 16 Mei 2025 20:03 wib.
Tampang.com | Kenaikan harga kebutuhan pokok dan energi yang terjadi sepanjang awal 2025 telah memukul daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah. Sementara pendapatan mayoritas pekerja tidak mengalami peningkatan berarti, konsumsi rumah tangga—penopang utama pertumbuhan ekonomi—terus mengalami penurunan.
Konsumsi Rumah Tangga Turun, Sinyal Bahaya Ekonomi Rakyat
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal I 2025 hanya 2,8%, jauh di bawah ekspektasi. Ini menjadi sinyal bahwa tekanan ekonomi di tingkat akar rumput semakin nyata.
“Kalau rakyat sudah menahan belanja kebutuhan dasar, berarti daya tahan ekonomi sedang melemah,” kata Rino Asmara, ekonom dari LPEM FEB UI.
Inflasi Tinggi, Upah Tidak Mengikuti
Banyak komoditas pangan mengalami kenaikan signifikan, seperti beras, cabai, dan telur. Di sisi lain, upah minimum provinsi (UMP) di berbagai daerah belum mengalami penyesuaian yang berarti sejak tahun lalu. Ini menyebabkan ketimpangan antara harga dan kemampuan beli masyarakat.
“Penghasilan stagnan, tapi biaya hidup naik. Ini yang membuat masyarakat tercekik secara ekonomi,” jelas Rino.
UMKM dan Sektor Informal Juga Terimbas
Penurunan daya beli masyarakat juga berdampak pada pelaku UMKM. Omzet menurun, sementara biaya produksi meningkat. Sektor informal yang menjadi penyangga ekonomi justru mengalami kontraksi karena turunnya permintaan.
“Ini seperti efek domino. Daya beli turun, lalu UMKM merosot, dan akhirnya menyumbang pelemahan ekonomi nasional,” tambahnya.
Solusi: Perlu Insentif dan Penyesuaian Upah
Pemerintah didesak untuk segera memberikan stimulus konsumsi dan menyesuaikan kebijakan upah minimum agar tetap relevan dengan kondisi inflasi. Selain itu, bantuan sosial yang bersifat langsung dan tepat sasaran sangat dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan konsumsi kelompok rentan.
“Tanpa upaya konkret, perlambatan konsumsi bisa jadi krisis ekonomi skala mikro,” tegas Rino.
Ekonomi Rakyat Tak Bisa Ditinggalkan
Pertumbuhan ekonomi nasional tidak bisa hanya mengandalkan investasi dan ekspor. Daya beli masyarakat, khususnya kelas bawah, harus dijaga jika ingin ekonomi tetap tumbuh inklusif dan berkelanjutan.