Harga Minyak Mentah Global Naik, WTI Tembus Di US$69,39 Per Barel

Tanggal: 21 Nov 2024 21:13 wib.
Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada Kamis (21/11) karena adanya kekhawatiran terkait eskalasi konflik Rusia-Ukraina yang mengalahkan dampak kenaikan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan. Berdasarkan laporan Reuters, harga minyak Brent naik sebanyak 60 sen (0,82%) menjadi US$72,81 per barel pada pukul 07.34 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami kenaikan sebesar 64 sen (0,93%) ke level US$69,39 per barel.

Eskalasi konflik tersebut timbul setelah Ukraina meluncurkan rudal Storm Shadow buatan Inggris dan ATACMS buatan AS ke wilayah Rusia pada Rabu. Peristiwa ini membuat Rusia menganggap penggunaan senjata Barat untuk menyerang jauh di dalam wilayahnya sebagai eskalasi besar dalam konflik. Analis dari ING mengungkapkan bahwa risiko terbesar bagi pasar minyak adalah jika Ukraina menargetkan infrastruktur energi Rusia, dengan ketidakpastian terkait respons Rusia menjadi perhatian utama.

Menurut JPMorgan, konsumsi minyak meningkat pekan lalu karena adanya peningkatan permintaan perjalanan di AS dan India, serta kenaikan permintaan industri di India. Permintaan minyak global diperkirakan mencapai 103,6 juta barel per hari selama 19 hari pertama November, meningkat sebanyak 1,7 juta barel per hari dibandingkan tahun sebelumnya. Kedua jenis minyak, yaitu Brent dan WTI, mengalami kenaikan lebih dari 3% sepanjang minggu ini.

Di sisi lain, faktor penyeimbang pasar juga ikut mempengaruhi pergerakan harga. Pasar dipengaruhi oleh kenaikan stok minyak mentah AS yang mencapai 545.000 barel menjadi 430,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 15 November, melebihi perkiraan kenaikan sebesar 138.000 barel menurut survei Reuters. Kelompok produsen minyak OPEC+, yang juga mencakup Rusia, mungkin akan menunda peningkatan produksi pada pertemuan 1 Desember mendatang karena lemahnya permintaan global.

Namun, laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) menyebutkan bahwa bahkan jika pemangkasan produksi oleh OPEC+ berlanjut, pasokan minyak global diperkirakan akan melebihi permintaan pada 2025. Sebagai informasi tambahan, perusahaan minyak Norwegia, Equinor, telah berhasil memulihkan kapasitas produksi penuh di ladang minyak Johan Sverdrup di Laut Utara setelah mengalami pemadaman listrik.

Dari berbagai data dan informasi yang tersedia, terlihat bahwa kenaikan harga minyak mentah global pada Kamis (21/11) dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti eskalasi konflik politik antara Rusia dan Ukraina, penundaan peningkatan produksi oleh OPEC+, dan juga kenaikan stok minyak mentah AS. Kondisi ini mencerminkan adanya ketidakpastian yang saling berkaitan dalam industri minyak dunia, dimana setiap peristiwa geopolitik dan kebijakan produsen minyak besar dapat memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan harga minyak mentah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved