Sumber foto: Google

Harga Minyak Dunia Bakal Melonjak Imbas AS Serang Iran

Tanggal: 26 Jun 2025 12:09 wib.
Harga minyak dunia diperkirakan akan mengalami lonjakan signifikan akibat serangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran baru-baru ini. Serangan yang dilakukan pada tanggal 21 Juni 2025 tersebut menargetkan tiga fasilitas nuklir Iran dan keterlibatan langsung AS dalam konflik militer Iran-Israel menimbulkan kekhawatiran di pasar energi global. Sebagai respon, analis memprediksi harga minyak dunia akan mengalami kenaikan antara 3 hingga 5 dollar AS per barrel.

Dalam kondisi di mana ketegangan antara negara-negara besar meningkat, pasar energi menjadi sangat sensitif. Sebagai informasi, harga minyak Brent telah mengalami kenaikan sebesar 11% sejak terjadinya konflik militer ini. Lonjakan harga tersebut mencerminkan respons pasar terhadap ketidakpastian yang ditimbulkan oleh konflik. Jorge Leon, kepala analisis geopolitik di Rystad Energy, mengungkapkan bahwa walaupun saat ini Iran belum mengumumkan balasan langsung terhadap serangan dari AS, harga minyak tetap diprediksi akan melonjak.

Kenaikan harga minyak dunia ini berkaitan erat dengan stabilitas politik di kawasan Timur Tengah, yang merupakan salah satu penghasil minyak terbesar di dunia. Mengingat Iran adalah salah satu negara penghasil minyak utama, setiap guncangan yang terjadi di negara tersebut dapat memberikan dampak yang cukup signifikan pada harga minyak global. Masyarakat dunia, khususnya para pelaku pasar energi, tentu saja memperhatikan dengan cermat perkembangan yang terjadi.

Ketegangan yang terjadi antara AS dan Iran bukan kali ini saja muncul ke permukaan. Sejarah panjang konflik antara kedua negara ini menunjukkan potensi terjadinya langkah-langkah militer yang dapat mempengaruhi harga minyak. Dalam hal ini, serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran memperlihatkan bahwa kegagalan untuk meredakan ketegangan dapat berakibat pada lonjakan harga yang lebih besar lagi, terutama jika Iran memutuskan untuk memperluas konflik.

Banyak ekonom dan analis energi memperingatkan bahwa dalam situasi seperti ini, investasi dan kegiatan bisnis di sektor energi akan terpengaruh. Lonjakan harga minyak dapat menyebabkan inflasi dan biaya yang lebih tinggi bagi konsumen, yang pada gilirannya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Oleh karena itu, respon dari pasar sangat bergantung pada bagaimana Iran akan merespons serangan tersebut.

Meskipun indikator ekonomi menunjukkan penurunan permintaan global, aksi militer seperti yang terjadi baru-baru ini dapat membalikkan tren tersebut. Pasar seringkali bereaksi cepat terhadap berita-berita yang berpotensi menambah ketidakpastian. Dalam beberapa kasus, harga minyak dapat meroket bahkan sebelum adanya balasan resmi dari negara yang diserang.

Kondisi geopolitik saat ini patut menjadi perhatian tidak hanya bagi negara-negara penghasil minyak, tetapi juga bagi negara-negara pengimpor minyak. Ketergantungan pada minyak mentah dari kawasan yang tidak stabil dapat berisiko. Oleh karena itu, persaingan antara AS dan Iran menjadi sangat relevan bagi semua pihak yang terlibat dalam perdagangan energi dunia.

Secara keseluruhan, harga minyak dunia akan terus dipantau dengan seksama seiring perkembangan situasi di Timur Tengah. Lonjakan yang telah terjadi menunjukkan bahwa pasar siap merespons setiap perkembangan terbaru yang dapat mempengaruhi pasokan energi global. Masyarakat internasional, investor, dan pelaku industri energi harus bersiap menghadapi fluktuasi harga yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved