Harga Emas Spot Anjlok Lebih dari 1% Menjadi US$ 3.289,93 Pada Selasa (27/5), Inilah Sebabnya

Tanggal: 28 Mei 2025 11:37 wib.
Tampang.com | Pada perdagangan pasar global di Selasa, 27 Mei, harga emas mengalami penurunan signifikan. Harga emas spot merosot lebih dari satu persen, menyusul penguatan yang terjadi pada mata uang dolar Amerika Serikat (AS) serta berkurangnya ketertarikan terhadap aset lindung nilai sebagai safe haven. Penurunan ini menjadi lebih mencolok setelah Presiden AS, Donald Trump, mengambil langkah efisiensi dalam negosiasi isu tarif dagang dengan Uni Eropa.

Sumber dari Reuters mencatat, harga emas spot mengalami penurunan 1,6% dan mencapai titik terendah di level US$ 3.289,93 per ons troi menjelang tengah hari waktu GMT. Di sisi lain, kontrak berjangka emas AS (gold futures) juga mencatatkan penurunan yang lebih tajam, merosot sebesar 2,3% menjadi US$ 3.287,80 per ons troi.

Kondisi tersebut menggambarkan bagaimana pasar saat ini dipengaruhi oleh dua tekanan besar: penguatan dolar serta perbaikan suasana global yang menurunkan tingkat risiko. Ole Hansen, seorang analis dari Saxo Bank, menyoroti bahwa penurunan ini dipicu oleh aksi jual teknikal yang mengikuti tren penurunan harga emas sejak mencapai puncaknya pada bulan April.

Lebih lanjut, Hansen mengungkapkan, "Penurunan permintaan terhadap emas sebagai aset aman sangat terkait dengan penguatan pasar saham dan pendekatan AS yang tampak lebih moderat dalam berurusan dengan mitra dagangnya di Eropa." Sebelumnya, Trump sempat berjanji untuk memberlakukan tarif baru pada produk-produk Uni Eropa, namun ia merubah kebijakannya pada akhir pekan, memperpanjang batas waktu negosiasi hingga 9 Juli.

Sementara itu, indeks dolar AS mengalami penguatan sebesar 0,3%, yang menjadikan emas yang diukur dalam dolar menjadi lebih mahal bagi investor dari luar AS, sehingga semakin memperparah kondisi harga emas di tingkat global. 

Pasar kini tertuju pada pernyataan dari beberapa pejabat The Federal Reserve (The Fed) dalam minggu ini, serta rilis data inflasi inti (core PCE) yang dijadwalkan keluar pada hari Jumat. Data tersebut dianggap penting untuk memproyeksikan kebijakan suku bunga ke depan dari The Fed. Rhona O’Connell, seorang analis dari StoneX, mengatakan bahwa "Emas berada dalam fase konsolidasi. Selama masih ada ketidakpastian yang menghantui pasar, harga emas cenderung akan tetap terdukung. Namun, kami melihat bahwa kemungkinan untuk harga tertinggi sudah terlewati."

Saat ini, para investor memprediksi adanya kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebesar 47 basis poin hingga akhir tahun, dengan ekspektasi pemangkasan mungkin dimulai sejak bulan Oktober yang akan datang. Hal ini tentu menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar yang terus memantau situasi ini.

Tak hanya emas yang mengalami penurunan, namun juga logam mulia lainnya turut terseret dalam pergerakan yang sama. Harga perak spot terjun sebesar 1,4% menyentuh angka US$ 32,88 per ons troi, sementara platinum melemah hingga 1,1% menjadi US$ 1.073,22, dan palladium pun terkoreksi sebesar 1,3% hingga mencapai harga US$ 974,50. Dengan adanya kondisi ini, para investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan investasi di logam mulia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved