Sumber foto: iStock

Harga Emas Mencetak Rekor Baru, Erdogan-Xi Jinping Ketiban Durian Runtuh

Tanggal: 17 Jul 2024 20:02 wib.
Harga emas sekali lagi mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Dengan target harga emas yang mencapai US$2.500 per troy ons, kini semakin dekat, karena hanya butuh beberapa poin lagi untuk mencapai target tersebut. Harapan akan pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) semakin nyata.

Pada perdagangan Selasa (16/7/2024), harga emas di pasar spot ditutup melesat 1,92% di level US$ 2.468,57 per troy ons, menyentuh penutupan tertinggi sepanjang masa. Hanya tersisa kurang lebih 30 poin lagi untuk mencapai level psikologis baru di US$2.500 per troy ons.

Kenaikan harga emas didorong oleh aksi pembelian dari beberapa bank sentral dunia dalam tahun 2024. Turki menjadi negara dengan pembelian emas terbesar di dunia selama periode lima bulan pertama tahun 2024 dengan total pembelian 43,7 ton. Sedangkan China, yang sebelumnya merupakan pemain utama, sekarang menempati posisi kedua dengan total pembelian 28,9 ton. Sementara itu, India menduduki posisi ketiga dengan total pembelian sebesar 27,8 ton sejak Januari hingga Mei 2024.

Menurut survei terbaru dari World Gold Council (WGC), 29% bank sentral berencana untuk menambah lebih banyak emas ke cadangan mereka dalam 12 bulan ke depan. WGC juga mencatat bahwa itu adalah level tertinggi sejak survei dimulai pada tahun 2018. Hanya 3% yang mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengurangi cadangan emas.

World Gold Council telah mengungkapkan bahwa pembelian emas yang terus berlanjut mendukung ekspektasi bahwa 2024 akan menjadi tahun yang solid bagi permintaan emas oleh bank sentral. Hingga periode Mei 2024, Amerika Serikat masih memiliki cadangan emas terbesar di dunia dengan jumlah 8.133,46 ton.

Kondisi ekonomi global yang tidak menentu telah menjadi faktor utama dalam kenaikan harga emas. Ketidakpastian yang disebabkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China, konflik geopolitik di berbagai belahan dunia, serta kekhawatiran akan inflasi di negara-negara maju turut berkontribusi dalam memicu lonjakan harga emas.

Selain itu, kebijakan The Federal Reserve Amerika Serikat merupakan faktor lain yang mempengaruhi pergerakan harga emas. Diharapkan bahwa pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan membantu memperkuat harga emas, karena emas sering kali dianggap sebagai aset safe haven saat suku bunga cenderung rendah.

Pada sisi lain, permintaan emas dari investor juga terus meningkat. Investasi dalam bentuk logam mulia ini dianggap sebagai salah satu pilihan terbaik untuk perlindungan aset di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya minat investor terhadap emas, seperti yang terlihat dari lonjakan harga emas fisik maupun nilai tukar produk emas di pasar global.

Ketika bank-bank sentral terus melakukan aksi pembelian emas dalam jumlah besar, ini memberikan indikasi bahwa emas memiliki peran yang semakin penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar serta cadangan devisa suatu negara. Kondisi ini tentu menggambarkan bahwa kepercayaan terhadap emas sebagai aset safe haven masih cukup tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Di tengah situasi ini, para pelaku pasar mulai memberikan proyeksi bahwa harga emas masih memiliki potensi untuk terus meningkat dalam jangka panjang. Dengan faktor-faktor eksternal yang terus mempengaruhi pergerakan harga emas, seperti ketidakpastian geopolitik dan kinerja ekonomi yang tidak konsisten di beberapa negara, emas masih dianggap sebagai salah satu investasi yang aman dan menguntungkan dalam jangka panjang.

Pasar emas saat ini memang tengah mengalami tren positif yang kuat. Para analis dan ahli ekonomi pun cenderung optimis bahwa harga emas akan terus melanjutkan tren kenaikannya dalam beberapa waktu ke depan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa pasar keuangan tetap dinamis dan dapat mengalami perubahan secara cepat, sehingga perlu kehati-hatian dalam melakukan investasi, termasuk dalam investasi emas.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved