Harga Emas Dunia Berpotensi Naik kala Dolar AS Tertekan
Tanggal: 25 Jul 2024 08:24 wib.
Harga emas diprediksi mengalami kenaikan seiring dengan indikasi bahwa tren kenaikan ini akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.
Andrew Fischer, seorang analis Dupoin Indonesia, mengungkapkan bahwa harga emas cenderung untuk terus naik dibandingkan dengan harga-harga sebelumnya. Pasar masih optimis terhadap prospek harga emas ke depan. Prediksi ini dipengaruhi oleh potensi penurunan nilai USD. Ketidakpercayaan yang meningkat terhadap mata uang AS dapat mendorong investor untuk beralih ke aset yang lebih aman, seperti emas.
Dengan adanya tekanan terhadap USD, permintaan emas diperkirakan akan meningkat, yang pada gilirannya dapat mendukung kenaikan harga logam mulia ini. Secara teknis, emas (XAU/USD) menunjukkan sinyal bullish yang mengindikasikan bahwa momentum kenaikan harga emas masih berlanjut. Meskipun pasar emas saat ini mengalami fluktuasi, secara tren harga emas masih memiliki potensi untuk terus meningkat.
Selain itu, harga emas pada hari Selasa (23/7), mencatat kenaikan tipis, menghentikan penurunan yang terjadi selama empat hari berturut-turut. Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi $2,402.39 per ounce pada pukul 14:15 GMT, sedangkan emas berjangka AS juga mengalami kenaikan 0,4% menjadi $2,403.40.
Investor saat ini tengah menunggu data ekonomi dari Amerika Serikat yang akan dirilis pada akhir pekan ini. Data ini diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai perkiraan waktu penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini. Mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dua kali pada tahun ini.
Fokus minggu ini tertuju pada laporan produk domestik bruto (PDB) AS untuk kuartal kedua yang akan dirilis pada hari Kamis, serta indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) terbaru yang akan dirilis pada hari Jumat. Data PCE ini merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Selain itu, menurut Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, apa pun yang lebih lemah dari perkiraan pada data PCE akan menjadi hal yang positif, karena hal tersebut akan meyakinkan pasar bahwa bank sentral AS akan melakukan pelonggaran kebijakan moneter pada bulan September.
Selain itu, India baru saja memangkas bea masuk atas emas dan perak. Langkah ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan ritel dan membantu mengurangi penyelundupan di negara konsumen emas batangan terbesar kedua di dunia. Permintaan emas yang lebih tinggi dari India dapat memberikan dorongan pada harga emas global.
Posisi teknis emas saat ini masih bullish, menarik minat spekulan untuk mengambil posisi beli, terutama saat harga turun. Dalam konteks ini, keputusan untuk berinvestasi dalam emas tampak menjanjikan, seiring dengan tren harga yang menunjukkan sinyal positif.