Harga Beras Tak Terkendali, Kebijakan Pangan Pemerintah Dipertanyakan!
Tanggal: 13 Mei 2025 23:36 wib.
Tampang.com | Meski pemerintah sudah melakukan berbagai langkah seperti operasi pasar dan impor besar-besaran, harga beras di pasar tradisional masih tinggi. Kenaikan harga ini menekan daya beli masyarakat dan menimbulkan pertanyaan soal efektivitas kebijakan stabilisasi pangan nasional.
Harga Melambung di Pasar Rakyat
Di berbagai daerah, harga beras medium kini menembus Rp14.000–15.000 per kilogram. Sementara di beberapa pasar kota besar, harga premium bahkan mencapai Rp17.000 per kilogram. Padahal, pemerintah mengklaim stok Bulog dalam kondisi aman.
“Setiap minggu harganya naik seribu. Mau tak mau kami kurangi makan nasi,” keluh Lilis (39), ibu rumah tangga di Semarang.
Operasi Pasar dan Impor Dinilai Tak Efektif
Sejak awal 2024, pemerintah telah mengimpor jutaan ton beras untuk menambah stok cadangan. Namun, distribusi yang tidak merata serta dugaan kebocoran ke pasar industri membuat harga tidak kunjung turun.
“Impor besar tapi harga tetap naik itu tanda distribusinya bermasalah atau tidak sampai ke konsumen,” ujar Dr. Hendra Wijaya, pakar ekonomi pangan dari UGM.
Petani Tidak Diuntungkan, Konsumen Tercekik
Ironisnya, meski harga di pasar tinggi, banyak petani masih menjual gabah dengan harga yang rendah. Ketimpangan rantai pasok dan dominasi tengkulak membuat petani tak menikmati keuntungan, sementara konsumen menanggung mahalnya harga akhir.
“Yang untung itu tengkulak dan pedagang besar, bukan petani maupun rakyat kecil,” tegas Hendra.
Perlu Reformasi Sistem Distribusi dan Kontrol
Menurut para ahli, kunci utama bukan sekadar impor, tapi perombakan sistem distribusi pangan nasional. Pemerintah harus memperkuat peran Bulog, memperluas akses pasar bagi petani langsung, serta menindak tegas pelaku penimbunan.
“Tanpa pembenahan sistem, gejolak harga akan terus berulang tiap tahun,” tambah Hendra.
Pangan Adalah Masalah Rakyat, Bukan Komoditas Semata
Masyarakat menuntut kebijakan pangan yang berpihak pada stabilitas dan keadilan, bukan sekadar permainan angka dan laporan tertulis. Harga beras bukan sekadar statistik, tapi soal isi piring sehari-hari jutaan rakyat.