Sumber foto: Google

Harga Beras Naik Saat Panen Raya, Ada Masalah Apa di Sistem Pangan Kita?

Tanggal: 10 Mei 2025 06:55 wib.
Tampang.com | Ironis, saat panen raya sedang berlangsung di berbagai daerah, harga beras di pasaran justru meroket. Data Badan Pangan Nasional mencatat bahwa harga beras medium per awal Mei 2025 berada di atas Rp13.000 per kilogram—angka yang jauh di atas rata-rata harga wajar saat musim panen. Apa yang sebenarnya terjadi di balik anomali ini?

Panen Raya Tapi Harga Tak Turun
Seharusnya, panen raya menandai turunnya harga beras akibat melimpahnya pasokan. Namun kenyataannya, harga tetap tinggi. Beberapa analis menyebut distribusi dan rantai pasok yang tidak efisien sebagai biang masalah utama.

“Kalau panen banyak tapi distribusi macet, maka stok di pasar tetap terbatas. Itu yang membuat harga tinggi meski produksi naik,” jelas Dwi Hartanto, analis ekonomi pangan.

Distribusi yang Tidak Merata
Petani di beberapa daerah mengaku kesulitan menjual hasil panen ke pasar-pasar utama karena minimnya akses transportasi dan lemahnya dukungan logistik dari pemerintah daerah.

“Panen banyak, tapi kami bingung jual ke mana. Kalau dijual ke tengkulak, harganya ditekan. Akhirnya masyarakat kota tetap beli mahal, kami tetap rugi,” keluh Sugeng, petani di Indramayu.

Stok Bulog Dinilai Kurang Strategis
Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan stok nasional aman, namun pengamat menilai manajemen stok Bulog kurang fleksibel dalam merespons lonjakan harga di pasar.

“Stok yang aman tidak cukup, harus bisa intervensi pasar secara cepat dan tepat sasaran. Kalau hanya menunggu distribusi normal, rakyat keburu tertekan,” kata Mahendra Dwi, pengamat kebijakan pangan.

Spekulan dan Tengkulak Bermain Harga?
Tidak sedikit yang menyoroti peran spekulan atau tengkulak yang menyimpan beras untuk dijual kembali saat harga naik. Ini memperparah kelangkaan di pasar meskipun produksi melimpah.

“Kita butuh regulasi yang lebih kuat untuk mengendalikan permainan harga di lapangan. Jangan sampai petani dirugikan dan konsumen pun dicekik harga tinggi,” tegas Mahendra.

Pemerintah Didesak Perbaiki Sistem Ketahanan Pangan
Berbagai pihak meminta pemerintah segera membenahi rantai pasok, membangun sistem distribusi yang lebih merata, serta memperkuat koordinasi pusat-daerah agar hasil panen bisa langsung terserap pasar.

“Ketahanan pangan bukan hanya soal stok, tapi juga soal keadilan ekonomi dari hulu sampai hilir. Selama sistem ini bocor, petani rugi, masyarakat pun menjerit,” ujar Dwi Hartanto.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved