Harga BBM dan Listrik Bakal Naik? Wacana Hapus Subsidi Bikin Rakyat Waswas!

Tampang.com | Pemerintah kembali membuka wacana penghapusan subsidi energi demi efisiensi anggaran negara. Namun kebijakan ini memunculkan kekhawatiran besar di tengah masyarakat. Pasalnya, subsidi energi seperti BBM dan listrik selama ini menjadi penyangga utama daya beli rakyat kecil.

Subsidi Energi: Penopang Stabilitas Ekonomi Rakyat Kecil
Harga BBM dan tarif listrik yang stabil membantu menjaga biaya hidup masyarakat menengah ke bawah. Tanpa subsidi, harga-harga kebutuhan lain dipastikan ikut naik karena efek domino biaya distribusi dan produksi.

“Begitu harga BBM naik, harga sayur di pasar pasti ikut naik. Ini hukum pasar yang sudah berulang,” ujar Taufik Rahman, analis kebijakan publik dari Ekonomika Institute.

Anggaran Negara Versus Kesejahteraan Publik
Memang, subsidi energi memakan anggaran besar—bahkan bisa mencapai ratusan triliun rupiah per tahun. Namun efektivitas penghapusannya dipertanyakan, terutama jika belum ada skema pengganti yang jelas dan tepat sasaran.

Penghapusan Tanpa Kompensasi, Rawan Picu Ketimpangan
Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM tanpa kompensasi yang memadai memicu lonjakan angka kemiskinan. Bantuan langsung tunai kerap tak menjangkau semua kelompok terdampak, apalagi pekerja informal dan masyarakat pedesaan.

Solusi: Evaluasi dan Reformasi, Bukan Sekadar Cabut Subsidi
Alih-alih menghapus subsidi secara mendadak, para pakar menyarankan adanya reformasi menyeluruh pada sistem distribusi dan konsumsi energi. Subsidi bisa dialihkan langsung ke kelompok rentan melalui teknologi berbasis data.

“Reformasi bukan berarti menghilangkan, tapi menyusun ulang agar lebih adil dan tepat guna,” tegas Taufik.

Keseimbangan Energi dan Keadilan Sosial Harus Jalan Bersama
Kebijakan energi tidak boleh lepas dari prinsip keadilan. Negara wajib memastikan bahwa pengelolaan sumber daya memberi manfaat nyata, bukan justru memperberat beban hidup rakyat.