Gubernur BI, Depresiasi Rupiah Lebih Ringan Dibanding Negara Lain
Tanggal: 19 Des 2024 22:14 wib.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, baru-baru ini mengungkapkan bahwa penguatan dolar AS yang mendominasi pergerakan nilai tukar global telah berdampak pada depresiasi rupiah. Meskipun begitu, depresiasi rupiah masih tergolong lebih baik dibandingkan dengan banyak mata uang negara lain yang terus melakukan intervensi melalui kebijakan triple intervention.
Perry Warjiyo menyatakan bahwa kebijakan triple intervention yang dilakukan BI mampu meredam tekanan terhadap rupiah. Melalui intervensi di pasar valuta asing, pengelolaan likuiditas dalam negeri, dan kebijakan suku bunga, BI berhasil menjaga depresiasi rupiah lebih ringan jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Dalam kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi COVID-19, kebijakan intervensi yang dilakukan oleh BI dinilai berhasil menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Meskipun terdapat tekanan dari penguatan dolar AS, Perry Warjiyo menegaskan bahwa BI terus berupaya menjaga agar depresiasi rupiah tetap terkendali.
Selain itu, Gubernur BI juga menyoroti bahwa sektor eksternal masih menjadi faktor penting yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Kondisi eksternal yang belum stabil, baik dari segi pergerakan harga komoditas maupun kebijakan moneter global, turut memengaruhi nilai tukar rupiah.
Meskipun terdapat tantangan di sektor eksternal, Perry Warjiyo menegaskan bahwa BI akan terus meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait, baik di tingkat nasional maupun internasional, untuk mengantisipasi potensi tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menjaga daya saing ekspor Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Depresiasi rupiah yang tergolong lebih ringan dibandingkan dengan negara-negara lain memberikan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia. Meskipun demikian, pemerintah serta otoritas terkait perlu terus melakukan langkah-langkah yang proaktif dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Dalam hal ini, kebijakan yang terukur dan responsif diharapkan mampu menjaga keseimbangan nilai tukar rupiah agar tetap kompetitif di tingkat global.
Kondisi eksternal yang dinamis menuntut adanya kewaspadaan ekstra serta langkah-langkah antisipatif. Melalui sinergi antara kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil, diharapkan Indonesia mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sekaligus memperkuat fondasi ekonomi nasional.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, penting bagi pemerintah dan otoritas terkait untuk terus berkoordinasi dan berkolaborasi dalam menghadapi dinamika nilai tukar global. Keberhasilan dalam menjaga depresiasi rupiah yang lebih ringan dibandingkan negara-negara lain menjadi bukti bahwa langkah-langkah yang diambil telah memberikan dampak positif bagi kestabilan perekonomian Indonesia dalam menghadapi tantangan global.