Sumber foto: Google

GoTo Klarifikasi Rumor Akuisisi oleh Grab: Belum Ada Keputusan

Tanggal: 10 Mei 2025 12:04 wib.
Tampang.com | PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali memberikan klarifikasi terkait rumor akuisisi oleh Grab Holdings Limited yang belakangan ini kembali mencuat di publik. Berdasarkan informasi yang beredar, Grab dikabarkan telah menunjuk penasihat untuk mengkaji kemungkinan akuisisi GOTO, dengan rencana rampung pada kuartal II tahun 2025.

GoTo Tegaskan Belum Ada Keputusan

Menanggapi kabar tersebut, Sekretaris Perusahaan GOTO, R. A. Koesoemohadiani, menjelaskan bahwa pihaknya memang sering menerima berbagai penawaran dari berbagai pihak. “Adalah kewajiban direksi untuk menjajaki secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian,” ujarnya dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada Sabtu (10/5/2025).

Koesoemohadiani menegaskan bahwa prinsip kehati-hatian akan selalu dijaga untuk memastikan keputusan yang diambil dapat meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham GOTO, sembari memperhatikan kepentingan relevan lainnya. “Namun sampai dengan tanggal keterbukaan informasi ini, kami belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima oleh GOTO,” tambahnya.

Merger GoTo dan Grab: Ekonom Ingatkan Potensi Dampak

Menanggapi kemungkinan merger antara dua raksasa teknologi Indonesia, GoTo dan Grab, Ekonom Senior Piter Abdullah mengingatkan agar pemerintah lebih cermat dalam menanggapi wacana ini. Piter menilai bahwa penting bagi pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), untuk mengawasi potensi dampak merger terhadap perlindungan data pengguna, serta dampaknya bagi konsumen dan UMKM.

“Pemerintah dari Komdigi harus melihat dari sisi data, penguasaan informasi teknologi data. Kalau dimiliki oleh asing, ini harus menjadi perhatian Komdigi. Kemudian juga terkait perlindungan konsumen dan UMKM, di masing-masing sektor kementerian,” ujar Piter.

Aspek Nasionalisme dan Keamanan Data

Lebih lanjut, Piter menyoroti pentingnya nasionalisme dalam wacana merger ini, mengingat status Grab yang merupakan perusahaan asing dibandingkan dengan GoTo, yang ia sebut sebagai karya anak bangsa. Ia mengingatkan bahwa sektor digital bukan hanya tentang bisnis, melainkan juga menyangkut penguasaan data masyarakat dan keamanan strategis negara.

“Siapa yang akan mengakuisisi? Kalau Grab yang mengakuisisi, tentu ini perlu dipertimbangkan secara cermat, terutama terkait dengan nasionalisme. GoTo ini kan karya anak bangsa, jadi kita harus mempertimbangkan dengan hati-hati, jangan sampai GoTo yang merupakan teknologi lokal dikuasai oleh Grab yang berasal dari asing,” tegasnya.

Tak Ada Urgensi untuk Merger

Piter juga menilai bahwa tidak ada urgensi bagi kedua perusahaan untuk melanjutkan proses akuisisi atau merger. “Saya melihatnya ini nggak ada urgensi dari keduanya untuk merger,” kata Piter.

Menurut Piter, baik GoTo maupun Grab sudah memiliki ekosistem bisnis digital yang serupa, yang membuat potensi merger lebih didorong oleh ambisi untuk menguasai pangsa pasar. “Ekosistem mereka ini kan sama, jadi sepertinya kepentingannya hanya untuk market share dan menguasai market share,” jelasnya.


Pemerintah diharapkan dapat melakukan pengawasan ketat terhadap wacana merger ini untuk menjaga kepentingan nasional dan melindungi keamanan data pengguna, sembari memastikan bahwa ekosistem digital Indonesia tetap berdaya saing.

Tampang.com | Informasi terkini seputar ekonomi dan teknologi di Indonesia!
Copyright © Tampang.com
All rights reserved