Sumber foto: Google

Gelombang PHK Masih Terjadi, Apakah Dunia Usaha Sedang Tak Sehat?

Tanggal: 1 Jun 2025 15:23 wib.
Tampang.com | Pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali menghantui dunia usaha Indonesia. Dalam beberapa bulan terakhir, gelombang PHK terjadi di berbagai sektor industri, mulai dari manufaktur, teknologi, hingga ritel. Meski pandemi sudah berlalu, dampaknya masih terasa dan banyak perusahaan kini berjuang menjaga keberlangsungan bisnis di tengah ketidakpastian global dan tekanan biaya operasional.

Fenomena PHK yang Masih Berlanjut

Meskipun ekonomi Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan, kenyataannya tidak semua sektor merasakan hal yang sama. Beberapa perusahaan besar melakukan efisiensi dengan mengurangi tenaga kerja. Langkah ini dianggap sebagai strategi bertahan hidup di tengah ketidakpastian ekonomi dan perubahan perilaku konsumen.

“Penyesuaian ini harus dilakukan demi menjaga kesinambungan bisnis,” ungkap seorang manajer HR dari perusahaan ritel ternama. Ia menyebut bahwa penurunan daya beli masyarakat serta lonjakan harga bahan baku membuat margin keuntungan semakin tipis.

Tekanan Biaya dan Perubahan Struktur Operasional

PHK juga banyak dipicu oleh meningkatnya beban operasional dan kebutuhan efisiensi perusahaan. Perusahaan yang sebelumnya padat karya mulai beralih ke otomatisasi dan digitalisasi. Hal ini menyebabkan pengurangan kebutuhan tenaga kerja manual, terutama di sektor produksi dan administrasi.

Selain itu, ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga memengaruhi kemampuan perusahaan dalam menjaga kestabilan keuangan.

Nasib Pekerja dan Minimnya Perlindungan

Bagi para pekerja yang terkena dampak PHK, masa depan menjadi semakin tidak menentu. Minimnya program perlindungan sosial serta rendahnya peluang kerja baru menambah beban psikologis dan ekonomi bagi mereka.

Serikat pekerja menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap pelaksanaan PHK dan mendesak perusahaan agar menjalankan kewajiban sesuai peraturan. Mereka juga menuntut pemerintah mempercepat reformasi ketenagakerjaan agar lebih berpihak pada pekerja.

Peluang dari Situasi Sulit

Namun di balik situasi sulit ini, sejumlah pihak menilai bahwa PHK massal juga bisa menjadi momen untuk mereformasi pola kerja dan mendorong munculnya wirausahawan baru. Beberapa mantan karyawan mulai merintis usaha kecil atau beralih ke sektor digital sebagai freelancer dan pelaku UMKM.

“Dunia kerja sedang berubah. Kita tidak bisa lagi bergantung sepenuhnya pada pola kerja konvensional,” tutur Iwan, mantan pegawai yang kini merintis usaha kuliner rumahan.

Langkah Strategis yang Diperlukan

Pemerintah, dunia usaha, dan institusi pendidikan harus berkolaborasi dalam membangun ekosistem ketenagakerjaan yang lebih adaptif. Peningkatan keterampilan (upskilling) dan pelatihan ulang (reskilling) menjadi krusial agar tenaga kerja mampu beradaptasi dengan perubahan.

Tanpa langkah strategis yang cepat dan menyeluruh, gelombang PHK berisiko menciptakan krisis sosial yang lebih luas dan menghambat pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved