Sumber foto: Google

Gejolak Iran-Israel dan Dampaknya ke Indonesia: Untung Atau Buntung?

Tanggal: 26 Jun 2025 12:08 wib.
Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel tak hanya mengguncang kawasan Timur Tengah tapi juga memicu fluktuasi harga minyak dunia. Dalam beberapa pekan terakhir, konflik antara kedua negara tersebut semakin meningkat, menyebabkan kekhawatiran di pasar global, khususnya di sektor energi. Indonesia, sebagai negara pengimpor minyak, pada awalnya mungkin merasa diuntungkan oleh lonjakan harga minyak yang sering kali terjadi saat konflik meletus. Namun, tidak semua begitu sederhana, karena dampak dari gejolak ini memiliki sisi positif dan negatif.

Saat ketegangan memanas, harga minyak dunia sempat melonjak tajam, memberikan harapan bahwa Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan minyak yang lebih tinggi. Namun, di balik optimisme ini, terdapat faktor lain yang perlu dipertimbangkan. Ketika konflik berlangsung, banyak negara yang juga menghadapi situasi serupa, berujung pada ketidakpastian di pasar global. Kejadian ini bukan hanya mengenai krisis minyak, tetapi juga berimbas pada pemasokan komoditas lain.

Di sisi lain, Indonesia sangat bergantung pada ekspor komoditas pertanian dan pertambangan, seperti batu bara dan sawit. Penurunan harga minyak global akibat meredanya ketegangan dapat menyebabkan fluktuasi harga komoditas yang kritis tersebut. Jika pasar global berbalik dari minyak ke energi alternatif atau beralih pada industri hijau, dampaknya akan dirasakan oleh para petani dan pengusaha komoditas di dalam negeri. Penurunan permintaan global akan memengaruhi pendapatan nasional dan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sektor-sektor ini.

Dengan demikian, gejolak antara Iran dan Israel seharusnya dipandang lebih kompleks. Indonesia tidak hanya sebagai pengimpor energi, tetapi juga sebagai eksportir komoditas yang terhubung dengan kondisi pasar global. Lonjakan harga minyak bisa memberikan keuntungan jangka pendek, tetapi jika pasar ekspor Indonesia justru terguncang, rugi bisa menjadi beban yang lebih berat dari manfaat yang didapat.

Tak hanya itu, ketegangan di Timur Tengah juga mempengaruhi stabilitas politik dan ekonomi global. Negara-negara yang mendapatkan dampak dari konflik ini sering kali mengubah kebijakan luar negeri mereka dalam mencari keberlangsungan energi dan hubungan dagang. Ini bisa berdampak pada hubungan Indonesia dengan negara-negara lain yang saat ini menjadi mitra dagangnya. Dengan situasi geopolitik yang terus bergeser, Indonesia harus dapat beradaptasi dengan cepat agar tidak terpinggirkan dari pasar global.

Perubahan harga minyak dan komoditas lainnya yang terjadi akibat ketegangan tersebut menunjukkan bagaimana kejadian internasional bisa mempengaruhi ekonomi domestik. Dimana para pemangku kepentingan di Indonesia harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan dalam pengelolaan sumber daya dan proyeksi ekonomi ke depan.

Secara keseluruhan, meskipun Indonesia bisa merasa diuntungkan dalam konteks harga minyak yang tinggi, konsekuensi dari ketegangan geopolitik Iran dan Israel bisa menjadi bumerang bagi sektor-sektor lain yang krusial bagi perekonomian nasional. Dalam kondisi yang tidak menentu seperti ini, dibutuhkan kebijakan yang tepat untuk mengatur hubungan dagang dan strategi investasi agar mampu bertahan menghadapi gejolak yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved