Fantastis! Sri Mulyani Sebut Indonesia Bturuh Rp10.000 Triliun untuk Bangun Infrastruktur
Tanggal: 15 Jun 2025 21:28 wib.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia masih memerlukan pembiayaan hingga USD625 miliar atau setara Rp10.146 triliun untuk pembangunan infrastruktur selama pemerintahan Prabowo hingga 2029. Pernyataan ini mengemuka dalam konteks pentingnya pengembangan infrastruktur sebagai salah satu pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan kebutuhan anggaran yang begitu besar, Sri Mulyani menekankan bahwa upaya membangun infrastruktur tidak bisa dilakukan semata-mata dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dalam pandangannya, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pemerintah saat ini adalah keterbatasan anggaran. Oleh karena itu, partisipasi swasta menjadi sangat krusial untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan. Sri Mulyani menambahkan, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dapat menciptakan optimisme dalam menghadapi kebutuhan pembangunan yang sangat tinggi.
Menurut Menteri Keuangan, infrastruktur adalah fondasi utama yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur harus menjadi prioritas. Dengan angka Rp10.146 triliun, kebutuhan pendanaan untuk infrastruktur meliputi berbagai proyek, mulai dari pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, hingga pengembangan sektor energi dan transportasi.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa dengan skema pembiayaan yang melibatkan sektor swasta, pemerintah dapat memanfaatkan sumber daya yang ada secara lebih efektif. Model Public Private Partnership (PPP) diharapkan menjadi solusi konkret untuk mencapai tujuan ini. Melalui PPP, diharapkan ada sinergi dalam pembiayaan dan pengelolaan proyek infrastruktur, sehingga dapat mempercepat pembangunan dan mengurangi beban APBN yang ada saat ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menarik minat investor asing dan domestik dalam bidang pembangunan infrastruktur. Sri Mulyani menegaskan bahwa pembiayaan infrastruktur yang melibatkan sektor swasta bukan hanya mendatangkan dana, tetapi juga membawa teknologi dan manajemen yang lebih baik. Dengan demikian, proyek infrastruktur yang diimplementasikan akan lebih berkualitas dan dapat berkontribusi secara positif terhadap ekonomi nasional.
Menteri Keuangan juga memberikan catatan mengenai tantangan yang perlu dihadapi dalam pengembangan infrastruktur, seperti peraturan yang kompleks, risiko investasi, dan ketidakpastian ekonomi global. Semua faktor ini harus diatasi agar partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur dapat berjalan dengan baik. Sri Mulyani menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investor agar mereka merasa aman dan tertarik untuk berinvestasi.
Dalam rencana pembangunan 2025-2029, Sri Mulyani menyebutkan bahwa pemerintah akan memfokuskan pembangunan infrastruktur pada sektor-sektor yang dapat memberikan dampak langsung terhadap perekonomian masyarakat. Proyek-proyek yang mendapat prioritas adalah yang mampu menjangkau daerah-daerah terpencil dan meningkatkan konektivitas antar wilayah. Selain itu, infrastruktur yang berkualitas juga diharapkan dapat mendukung pengembangan sektor pariwisata dan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi.
Dengan segala tantangan dan peluang yang ada, Sri Mulyani berharap adanya sinergi yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta dalam mewujudkan kebutuhan anggaran yang fantastis ini. Melalui kerja sama yang baik dan pemetaan prioritas yang tepat, Indonesia dapat mendesain masa depan yang gemilang dan berkelanjutan melalui pembangunan infrastruktur yang handal dan efisien.