Sumber foto: Google

Erick Thohir: Kereta Cepat Bisa Menghemat BBM Sebesar Rp 3,2 Triliun per Tahun

Tanggal: 22 Jul 2024 22:36 wib.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyatakan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh tidak hanya menjadi solusi untuk memangkas waktu tempuh, tetapi juga mampu menghemat penggunaan bahan bakar sebesar Rp 3,2 triliun setiap tahunnya.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya di Jakarta pada hari Ahad (21/7/2024), Erick menjelaskan bahwa KCJB yang telah beroperasi sejak Oktober 2023 telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia. "Tidak hanya mempersingkat waktu tempuh, namun juga menggunakan energi dengan lebih efisien. Melalui penggunaan energi listrik, Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat menghemat bahan bakar sebanyak Rp 3,2 triliun per tahun," ujar Erick.

Selain itu, KCJB juga telah berhasil membawa sebanyak empat juta penumpang hingga awal Juli 2024. Menurut Erick, angka ini mencerminkan tingkat kepercayaan dan antusiasme masyarakat terhadap kereta cepat pertama di Asia Tenggara. Erick juga menambahkan bahwa hadirnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung turut mendorong peningkatan jumlah wisatawan serta pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

"Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah memberikan kontribusi sebesar Rp 86,5 triliun terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta dan Jawa Barat selama periode 2019-2023," ungkap Erick.

KCJB, yang dirancang dengan kecepatan mencapai 350 kilometer per jam, menghubungkan Stasiun Halim di Jakarta dengan Stasiun Tegalluar di Bandung, Provinsi Jawa Barat, kota terbesar keempat di Indonesia. Dengan adanya KCJB, waktu tempuh antara kedua kota tersebut berhasil dipangkas dari lebih dari tiga jam menjadi hanya sekitar 40 menit.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa investasi dalam infrastruktur transportasi seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki dampak positif yang signifikan. Kehadirannya tidak hanya memberikan manfaat bagi mobilitas masyarakat, tetapi juga memberikan deduksi yang besar terhadap penggunaan bahan bakar. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta mendukung keberlanjutan lingkungan.

Dalam konteks bisnis, kereta cepat juga membuka peluang ekonomi baru, seperti meningkatkan konektivitas antar kota, mendukung pertumbuhan pariwisata, serta menciptakan lapangan kerja baru. Dengan demikian, tidak hanya dari segi efisiensi waktu dan biaya, namun kereta cepat dapat dianggap sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional.

Erick Thohir juga menekankan perlunya terus mengembangkan infrastruktur transportasi modern guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap layanan transportasi yang handal dan efisien. Dengan demikian, implementasi kereta cepat di Indonesia diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi perbaikan sistem transportasi yang komprehensif dan berkelanjutan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved