Erick Thohir Akui Akses Transportasi ke Bandara Soetta Jadi PR
Tanggal: 8 Des 2024 18:37 wib.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menyoroti isu yang berkaitan dengan akses transportasi darat dari dan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang sering disingkat dengan Soetta. Menurutnya, kondisi konektivitas ini masih menjadi tantangan yang perlu diselesaikan oleh pemerintah.
Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Erick Thohir saat melakukan peninjauan terhadap persiapan Bandara Soetta menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru tahun 2024/2025.
“Saya berharap kita bisa meningkatkan kualitasnya, namun tantangan utama yang masih harus diselesaikan adalah konektivitas saat keluar dari bandara, terutama terkait jalur kereta api yang menuju ke berbagai kota,” ungkap Erick ketika ditemui di Bandara Soetta pada hari Rabu, 4 Desember 2024.
Meskipun enggan untuk memberikan detail lebih lanjut mengenai permasalahan sistem konektivitas darat yang masih dianggap terkendala, Erick mengakui bahwa pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub), tengah merencanakan langkah-langkah besar untuk memaksimalkan aksesibilitas tersebut, terutama melalui integrasi antara kereta bandara dan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.
“Saya tidak ingin mengungkapkan rencana lebih lanjut yang berasal dari Pak Menteri Perhubungan, saya percaya beliau sendiri yang akan mengumumkan. Beliau memiliki inovasi yang luar biasa, seharusnya saya ikut dalam pengecekan hari ini tetapi terhalang oleh rapat dengan DPR sehingga saya datang terlambat,” jelasnya.
“Salah satu inovasi yang sedang dipertimbangkan adalah menghubungkan jalur kereta bandara dengan LRT, dari kereta bandara. Namun, mengenai detailnya saya tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut karena Pak Menteri yang akan mengumumkan,” tambahnya.
Saat ini, terdapat beragam alternatif transportasi yang bisa digunakan untuk menuju dan meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan layanan kereta bandara.
Bagi masyarakat yang berencana menuju Bandara Soekarno-Hatta dengan menggunakan kereta, mereka dapat menaiki kereta bandara yang beroperasi dari beberapa stasiun Commuter Line, seperti Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman Baru (BNI City), Stasiun Duri, Stasiun Rawa Buaya, dan Stasiun Batu Ceper.
Erick Thohir, selaku Menteri BUMN, menekankan bahwa peningkatan akses transportasi menuju dan dari Bandara Soekarno-Hatta merupakan prioritas utama. Hal ini dikaitkan dengan pentingnya memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman dan efisien bagi para penumpang bandara. Selain itu, aksesibilitas yang baik juga berkontribusi dalam meningkatkan kinerja bandara sebagai pintu gerbang utama ke ibu kota.
Dalam upaya untuk memperbaiki sistem konektivitas darat dari dan menuju Bandara Soetta, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah meluncurkan berbagai rencana strategis. Salah satu inisiatif besar yang tengah diupayakan adalah integrasi antara kereta bandara dan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, sebagai bagian dari program pengembangan transportasi massal yang lebih terpadu dan efisien.
Pada tingkat operasional, peningkatan konektivitas darat ini diharapkan mampu memberikan solusi bagi penumpang yang ingin beralih secara lancar antara kereta bandara dan LRT. Selain itu, integrasi tersebut juga diharapkan mampu mengurangi kemacetan dan memperpendek waktu perjalanan bagi para pengguna transportasi umum yang menggunakan jalur ke Bandara Soetta.
Data statistik terkait jumlah penumpang yang menggunakan akses transportasi darat dari dan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga menjadi landasan penting dalam perumusan rencana pengembangan konektivitas ini. Dengan adanya peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan kereta bandara, baik dari pusat kota maupun dari berbagai wilayah di sekitarnya, diperlukan pembenahan dalam sistem operasional dan ketersediaan fasilitas pendukung.
Selain itu, integrasi antara kereta bandara dan LRT diharapkan mampu menjadi alternatif transportasi yang lebih efektif dan efisien bagi para pengguna bandara. Hal ini akan menjadi payung besar dalam mendukung mobilitas masyarakat serta mengurangi dampak negatif dari penggunaan kendaraan pribadi dalam mengakses Bandara Soetta.
Terlepas dari keruwetan yang terdapat dalam pengembangan akses transportasi darat tersebut, terdapat kerjasama antara Pemerintah Indonesia, operator transportasi, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa rencana perbaikan konektivitas ini dapat direalisasikan secara efektif dan efisien. Hal ini melibatkan proses koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait, termasuk pengelola bandara, operator kereta bandara, serta instansi terkait lainnya.
Dalam menghadapi tantangan penyempurnaan konektivitas darat dari dan ke Bandara Soetta, diperlukan upaya kolaboratif yang melibatkan para pemangku kepentingan terkait. Peningkatan kualitas dan ketersediaan akses transportasi darat tersebut diharapkan mampu mendukung pertumbuhan lalu lintas penumpang bandara serta memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan pengalaman perjalanan bagi para pengguna bandara.
Perkembangan konektivitas transportasi darat dari dan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan salah satu aspek yang memiliki dampak signifikan dalam pembenahan infrastruktur transportasi di Indonesia. Dengan memberikan perhatian khusus terhadap aksesibilitas yang terintegrasi dan efisien, diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan konektivitas antar moda transportasi serta meningkatkan daya saing sektor transportasi Indonesia secara keseluruhan.