Sumber foto: Google

Emisi Tinggi Nikel Indonesia Kalah Saing dengan Negara Lain

Tanggal: 6 Apr 2024 08:34 wib.
Emisi yang tinggi menjadi salah satu masalah utama dalam industri pertambangan nikel di Indonesia. Hal ini mengakibatkan penurunan daya saing produk nikel Indonesia terutama dibandingkan dengan produk nikel dari negara lain. Dalam upaya mengatasi masalah ini, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah melakukan berbagai langkah untuk menangani permasalahan emisi tinggi dalam industri pertambangan nikel.

Menurut Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bambang Gatot Ariyono, emisi yang dihasilkan dari proses ekstraksi dan pemurnian nikel di Indonesia masih jauh di atas standar yang ditetapkan, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara produsen nikel terbesar, seperti Tiongkok dan Rusia. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa produk nikel Indonesia kalah saing di pasar internasional.

Dalam hal ini, Bappenas memandang pentingnya untuk mengatasi masalah emisi tinggi ini melalui implementasi teknologi-teknologi ramah lingkungan dalam proses produksi nikel. Nizar Marzuki, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengungkapkan pentingnya peran pemerintah dan industri dalam mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam proses produksi nikel. Selain itu, peningkatan kesadaran akan isu lingkungan juga menjadi kunci dalam upaya mengurangi emisi pada industri pertambangan nikel.

Salah satu upaya konkret yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menerapkan standar emisi yang lebih ketat dan memberikan insentif kepada perusahaan tambang nikel yang menerapkan teknologi ramah lingkungan. Dengan demikian, diharapkan polusi udara yang dihasilkan dari proses produksi nikel dapat dikurangi secara signifikan.

Selain itu, perusahaan pertambangan nikel juga perlu berperan aktif dalam mengurangi emisi tinggi. Mereka dapat melakukan investasi dalam teknologi pencemar (pollution abatement technology) guna mengurangi limbah emisi. Pengembangan teknologi "dry processing" dipandang sebagai solusi yang efektif dalam mengurangi emisi. Dengan menerapkan teknologi ini, emisi yang dihasilkan dapat ditekan secara signifikan, sehingga produk nikel yang dihasilkan memiliki tingkat emisi yang lebih rendah.

Lebih lanjut, penting bagi pemerintah dan industri untuk bekerja sama dalam mengembangkan investasi pada infrastruktur yang mendukung penggunaan teknologi ramah lingkungan di industri pertambangan nikel. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk nikel Indonesia di pasar global.

Tinjauan ulang terhadap proses produksi, pemilihan teknologi yang tepat, peran serta partisipasi aktif dari semua pihak terkait, serta kebijakan yang pro-lingkungan menjadi kunci dalam mengatasi masalah emisi tinggi dalam industri pertambangan nikel. Dengan demikian, produk nikel Indonesia akan dapat bersaing secara global dan mendukung pencapaian target ekspor nikel nasional.

Dengan demikian, peningkatan efisiensi, inovasi, dan kebijakan yang berpihak pada lingkungan akan membantu Indonesia dalam mengurangi emisi tinggi pada industri pertambangan nikel. Melalui upaya yang terintegrasi antara pemerintah dan industri, diharapkan Indonesia dapat kembali bersaing dengan negara-negara produsen nikel lainnya dan memperbaiki citra lingkungan sebagai negara penghasil nikel yang bertanggung jawab.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved