Sumber foto: Unsplash

Emas Diperkirakan Tetap Menguat, Harga Diprediksi Mencapai U$2.600/Troy Ons pada 2024-2025

Tanggal: 21 Jul 2024 20:29 wib.
Harga emas dunia diperkirakan akan terus mengalami pertumbuhan yang signifikan selama tahun 2024 hingga awal 2025. Berbagai proyeksi dan analisis dari berbagai lembaga keuangan global, termasuk perusahaan investasi ternama seperti JP Morgan, menyarankan bahwa rekor-rekor baru akan terus tercipta dalam harga emas yang kemungkinan akan mencapai level tertinggi sepanjang masa.

JP Morgan Research, sebuah bank investasi terkemuka, telah meningkatkan proyeksi harga emasnya dan memperkirakan bahwa emas akan naik hingga US$2.500 per Troy ons pada akhir 2024. Bahkan, proyeksi tersebut juga menunjukkan bahwa harga emas dapat mencapai US$2.600 per ons pada tahun 2025. Menurut Gregory Shearer, Kepala Strategi Logam Dasar dan Mulia di JP Morgan, "Arah perjalanan masih lebih tinggi pada beberapa kuartal mendatang, memperkirakan harga rata-rata US$2.500/ons pada kuartal keempat 2024 dan US$2.600/ons pada 2025, dengan risiko masih condong ke arah yang melampaui batas sebelumnya."

Para ahli memperkirakan tren positif ini didasari oleh prediksi inflasi inti AS yang diharapkan melambat menjadi 3,5% pada tahun 2024 dan kemungkinan lebih lanjut menurun menjadi 2,6% pada tahun 2025. Proyeksi inflasi ini menjadi faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan harga emas. Fenomena ini juga mencerminkan situasi ekonomi global yang masih memunculkan ketidakpastian, dan dengan demikian, emas dianggap sebagai aset yang kokoh dalam menghadapi gejolak ekonomi.

Rekor tertinggi dalam harga emas dunia terjadi pada Selasa, 16 Juli 2024. Penyebab utama penguatan ini adalah ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed. Harga emas pada perdagangan tersebut ditutup pada posisi US$2.468,57 per troy ons, menunjukkan kenaikan sebesar 1,92% dibandingkan dengan posisi sebelumnya.

Tai Wong, seorang pedagang logam independen berbasis di New York, mengatakan bahwa "Emas melonjak ke level tertinggi baru sepanjang masa meskipun data penjualan ritel inti lebih kuat dari perkiraan, didorong oleh Powell yang mengindikasikan kemarin bahwa The Fed semakin yakin bahwa inflasi kembali menuju targetnya. Ini pada dasarnya menandai pemotongan harga pada bulan September kecuali bencana inflasi dalam beberapa minggu mendatang."

Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan bahwa tiga pembacaan inflasi AS selama kuartal kedua tahun ini "menambah keyakinan" bahwa laju kenaikan harga kembali ke target The Fed secara berkelanjutan, pernyataan yang menunjukkan peralihan ke penurunan suku bunga mungkin tidak akan lama lagi. Ada indikasi bahwa The Fed berpotensi untuk memotong suku bunga pada September, dengan probabilitas mencapai 91,7 suku bunga turun pertama kali sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%-5,25%.

Optimisme ini membuat emas diperkirakan menjadi komoditas yang berjaya pada 2024 hingga awal 2025. Proyeksi tersebut menunjukkan kesiapan pasar dalam menghadapi perubahan kondisi ekonomi global yang terus berubah. Peningkatan harga emas juga sejalan dengan tindakan The Fed yang cenderung untuk mengambil langkah-langkah stimulus ekonomi, yang biasanya akan menciptakan ketidakpastian dan mendorong investor menuju aset safe-haven, termasuk emas.

Dengan situasi ekonomi global yang terus berubah, harga emas masih dianggap sebagai pilihan investasi yang menarik. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengamati pergerakan harga emas di antaranya adalah kebijakan moneter bank sentral, data inflasi, geopolitik, dan keadaan mata uang. Analisis dari berbagai sumber dapat memberikan pandangan yang lebih lengkap dalam memahami prospek harga emas di masa mendatang. Karena itu, para investor perlu mengikuti perubahan kondisi ekonomi secara cermat untuk mengambil keputusan investasi yangtepat.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved