Ekonomi Zona Euro Tumbuh 0,1%, Jerman Malah Kontraksi & Menuju Resesi
Tanggal: 30 Jul 2024 18:31 wib.
Ekonomi zona Euro pada kuartal II/2024 tumbuh 0,3% secara kuartalan, melebihi ekspektasi para ekonom yang disurvei Reuters sebesar 0,2%. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa ekonomi zona Euro masih mampu mempertahankan kinerjanya, sebagaimana pada kuartal sebelumnya yang juga tumbuh 0,3%.
Berdasarkan data yang dirilis Kantor Statistik Uni Eropa, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2024 secara tahunan juga cukup positif, dengan pertumbuhan sebesar 0,6%. Angka ini sejalan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya.
Sebelumnya, zona Euro sempat memasuki resesi teknis pada paruh kedua tahun 2023, karena PDB mengalami kontraksi pada kuartal ketiga dan keempat. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2024 memberikan harapan akan pemulihan ekonomi yang lebih stabil.
Namun, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, Jerman, mengalami kontraksi sebesar 0,1% secara kuartalan, di bawah ekspektasi yang sebesar 0,1%. Hasil ini menempatkan Jerman di bibir jurang resesi, menjadi satu dari empat negara yang PDB-nya mengalami penurunan selama tiga bulan hingga akhir Juni.
Tak hanya Jerman, beberapa negara lain juga mencatat penurunan ekonomi. Latvia, Swedia, dan Hungaria adalah tiga negara lain yang mengalami kontraksi pada kuartal tersebut. Namun di sisi lain, Irlandia mencatat pertumbuhan terbesar sebesar 1,2%, menunjukkan ketahanan ekonominya yang cukup baik di tengah ketidakpastian.
Prancis, sebagai ekonomi terbesar kedua di zona Euro, mencatat pertumbuhan PDB sebesar 0,3% selama periode yang sama. Meskipun tidak sebesar Irlandia, pertumbuhan ini tetap memberikan indikasi positif bagi ekonomi zona Euro secara keseluruhan.
Kondisi ini memberikan gambaran bahwa perbedaan kondisi ekonomi antar negara di zona Euro masih cukup signifikan. Sehingga, stabilitas ekonomi zona Euro perlu terus dijaga agar pemulihan ekonomi dapat berlangsung secara merata di seluruh negara-negara anggotanya.
Perang Rusia-Ukraina yang kian memanas juga dapat berpotensi memberikan dampak negatif terhadap ekonomi zona Euro, terutama jika ketegangan tersebut berlanjut. Oleh karena itu, upaya-upaya diplomasi harus terus dilakukan guna mencegah eskalasi konflik yang dapat merugikan perekonomian global.
Selain itu, dampak pandemi COVID-19 juga masih dirasakan di beberapa negara zona Euro, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. Pemerintah dan lembaga terkait perlu terus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menangani pandemi ini agar pemulihan ekonomi dapat berjalan lebih kuat.
Di samping itu, upaya-upaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antar negara zona Euro perlu ditingkatkan. Langkah-langkah koordinasi dalam kebijakan fiskal dan moneter merupakan hal penting untuk menciptakan stabilitas ekonomi di kawasan tersebut.
Terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2024 memberikan gambaran bahwa zona Euro masih memiliki potensi untuk pulih dari tekanan eksternal dan internal. Namun, perlu adanya kerja sama dan koordinasi yang lebih baik di antara negara-negara anggota zona Euro guna memastikan keberlangsungan pemulihan ekonomi yang lebih kuat dan merata.