Sumber foto: Google

Ekonomi Tumbuh tapi PHK Masih Marak, Ada Apa dengan Dunia Kerja?

Tanggal: 13 Mei 2025 22:49 wib.
Tampang.com | Meskipun pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I 2025 mencapai 5,1 persen, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus melanda berbagai sektor. Perusahaan teknologi, manufaktur, hingga ritel dilaporkan melakukan efisiensi tenaga kerja, dengan dalih adaptasi bisnis dan otomatisasi.

Ironisnya, pertumbuhan ekonomi ini justru belum mampu menciptakan kepastian kerja. Ribuan pekerja kontrak dan harian lepas kembali kehilangan penghasilan tanpa perlindungan memadai.

“Ekonomi tumbuh, tapi pekerjanya ditinggalkan. Ini menandakan pertumbuhan yang tidak inklusif,” ujar Sri Harjanto, ekonom ketenagakerjaan dari INKEF (Institut Ketahanan Ekonomi dan Finansial).

Digitalisasi dan Otomatisasi: Peluang atau Ancaman?
Salah satu alasan PHK massal adalah penerapan teknologi dan otomatisasi untuk menekan biaya operasional. Di satu sisi, hal ini meningkatkan efisiensi perusahaan. Namun di sisi lain, pekerja yang tidak siap dengan transformasi digital menjadi korban.

“Banyak pekerja yang tergantikan mesin, tapi tak diberi pelatihan ulang. Ini kegagalan sistemik,” jelas Sri.

Sektor Terdampak Terbesar



Industri tekstil dan garmen: permintaan ekspor menurun.


Start-up digital: konsolidasi pasar dan pemangkasan tim.


Ritel dan logistik: efisiensi pasca lonjakan pandemi menurun.



Minim Perlindungan, Beban Pekerja Meningkat
Pekerja yang terkena PHK kerap kali tidak menerima pesangon sesuai ketentuan. Selain itu, belum semua pekerja memiliki jaminan sosial ketenagakerjaan atau akses terhadap pelatihan kerja ulang dari pemerintah.

“Ketika PHK terjadi, pekerja dibiarkan bertahan sendiri. Inilah yang memperparah ketimpangan,” tambah Sri.

Langkah yang Mendesak
Untuk menghindari krisis tenaga kerja di tengah pertumbuhan ekonomi, beberapa solusi yang disarankan:



Negara harus hadir dalam penegakan hak-hak pekerja dan transparansi PHK.


Program reskilling dan upskilling wajib diperluas secara masif dan terjangkau.


Pertumbuhan ekonomi harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas, bukan sekadar angka.



Tanpa keberpihakan kepada tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi hanyalah ilusi yang tidak menyentuh kehidupan mayoritas rakyat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved