Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global, Bagaimana Menjaga Pertumbuhannya?
Tanggal: 10 Mei 2025 11:59 wib.
Tampang.com | Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia berusaha untuk mempertahankan laju pertumbuhannya. Ketegangan geopolitik, lonjakan harga komoditas, dan pandemi yang masih memberikan dampak jangka panjang menjadi beberapa faktor eksternal yang menambah tantangan bagi perekonomian Indonesia. Meski demikian, pemerintah Indonesia berupaya keras menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Bagaimana caranya agar Indonesia bisa terus tumbuh di tengah ketidakpastian ini?
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2024
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Menurut Bank Indonesia (BI), proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,8-5,3%. Ini adalah angka yang lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum pandemi, yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yang sulit dikendalikan.
“Ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor global, mulai dari ketegangan geopolitik, inflasi yang tinggi, hingga fluktuasi harga komoditas. Walaupun ada tanda-tanda pemulihan, ketidakpastian global membuat kita harus ekstra hati-hati,” ungkap Rani, ekonom senior di Bank Negara Indonesia.
Ketergantungan terhadap Komoditas
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia adalah ketergantungan terhadap ekspor komoditas. Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil minyak kelapa sawit, batu bara, dan bahan tambang lainnya. Meskipun ekspor komoditas memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian, ketergantungan ini menjadikan Indonesia sangat rentan terhadap perubahan harga komoditas global.
“Fluktuasi harga minyak sawit dan batu bara, serta ketidakstabilan harga komoditas lainnya, berpotensi mempengaruhi kinerja ekonomi kita. Kita perlu mendiversifikasi sumber daya ekonomi agar tidak terlalu bergantung pada sektor ini,” kata Rani.
Dampak Ketidakpastian Geopolitik
Ketegangan geopolitik global juga memberi dampak besar terhadap Indonesia. Perang dagang antara negara besar seperti Amerika Serikat dan China, serta konflik regional, mempengaruhi aliran investasi dan perdagangan internasional. Indonesia harus bersiap menghadapi dampak yang bisa terjadi jika ketegangan ini terus berlanjut.
“Indonesia harus terus memperkuat diplomasi ekonomi dengan negara-negara mitra untuk menjaga kestabilan ekspor dan aliran investasi. Selain itu, kita perlu memperkuat industri domestik untuk mengurangi ketergantungan pada impor,” tambah Rani.
Dampak Inflasi Global dan Kebijakan Moneter
Inflasi global yang tinggi, terutama dipicu oleh lonjakan harga energi dan pangan, juga mempengaruhi daya beli masyarakat Indonesia. Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga untuk menanggulangi inflasi, namun kebijakan ini menambah beban bagi sektor-sektor yang sangat bergantung pada pinjaman dan pembiayaan.
“Peningkatan suku bunga dapat menekan sektor-sektor tertentu, seperti properti dan konsumer. Oleh karena itu, pemerintah harus mempertimbangkan kebijakan yang dapat menstabilkan inflasi, tanpa mengorbankan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya,” ungkap Faisal, ekonom yang juga mengamati dampak kebijakan moneter di Indonesia.
Langkah Pemerintah dalam Menjaga Ekonomi
Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk menjaga agar ekonomi tetap tumbuh meskipun ada banyak tantangan. Program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang diluncurkan setelah pandemi COVID-19 masih berlangsung, dengan fokus pada pemulihan sektor-sektor yang paling terdampak.
Selain itu, reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja dan kebijakan ekonomi lainnya diharapkan dapat mendorong investasi dan menciptakan lapangan kerja. Pemerintah juga terus mendorong digitalisasi dan ekonomi berbasis teknologi untuk mempercepat pertumbuhan sektor-sektor baru.
“Reformasi struktural yang telah dimulai perlu didorong agar dapat memberikan dampak positif jangka panjang. Indonesia juga harus memperkuat sektor-sektor ekonomi yang lebih resilien terhadap guncangan global, seperti sektor digital dan ekonomi hijau,” kata Faisal.
Pentingnya Diversifikasi Ekonomi
Salah satu kunci untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah dengan mendiversifikasi sektor ekonomi. Sektor-sektor seperti teknologi informasi, pariwisata, dan ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk tumbuh, meskipun sektor-sektor tradisional seperti manufaktur dan pertanian masih menjadi andalan.
“Ekonomi digital dan sektor-sektor yang berbasis inovasi harus menjadi fokus utama agar Indonesia tidak hanya mengandalkan komoditas. Investasi dalam infrastruktur digital dan peningkatan kualitas SDM di sektor ini akan sangat menentukan masa depan ekonomi Indonesia,” ujar Rani.
Tantangan Kesenjangan Sosial dan Kemiskinan
Selain tantangan ekonomi makro, Indonesia juga harus menghadapi tantangan kesenjangan sosial dan kemiskinan yang masih cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dapat memperburuk ketimpangan sosial, terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal.
“Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan pembangunan ekonomi tidak hanya fokus pada angka-angka makro, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada pengentasan kemiskinan dan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat,” kata Faisal.
Membangun Ekonomi yang Tahan Terhadap Krisis
Di tengah ketidakpastian global, membangun ekonomi yang resilient terhadap krisis adalah hal yang krusial. Indonesia perlu memperkuat sektor domestik, mempercepat adopsi teknologi, dan meningkatkan daya saing di pasar global. Dengan langkah yang tepat, Indonesia bisa mengatasi tantangan ekonomi yang ada dan menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Pertumbuhan yang berkelanjutan tidak hanya soal angka PDB, tetapi juga soal kualitas kehidupan masyarakat. Perekonomian yang inklusif dan ramah terhadap teknologi akan menjadi kunci utama bagi Indonesia,” tegas Faisal.