Efek Kesepakatan Dagang AS-China, IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat Stabil
Tanggal: 14 Mei 2025 18:43 wib.
Tampang.com | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mendapatkan dorongan positif pada perdagangan hari ini, seiring tercapainya kesepakatan dagang sementara antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kesepakatan ini, meskipun bersifat sementara, memberikan angin segar bagi pasar global.
Sentimen Positif Dorong IHSG Bergerak Bullish
Menurut Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, kesepakatan tersebut telah menciptakan sentimen positif yang cukup signifikan. Hal ini membuka peluang bagi IHSG untuk bergerak lebih stabil dalam tren bullish dalam jangka pendek.
"Hopefully bisa mendorong IHSG pada perdagangan hari ini untuk bergerak bullish lebih stabil dalam jangka pendek," ujar Liza dalam keterangan tertulis, Rabu (14/5/2025).
Penguatan IHSG Masih Terbatas, Waspadai Resistance Psikologis
Namun, Liza mengingatkan bahwa karena kesepakatan ini belum menyelesaikan isu struktural utama, penguatan IHSG berpotensi terbatas. Indeks saat ini mendekati area resistance penting pada level 6.970 hingga 7.000, yang dinilai sebagai batas psikologis signifikan.
"Apabila level krusial ini mampu ditembus, maka mungkin terbuka jalan menuju IHSG sekitar target 7.100–7.150 sampai akhir bulan ini," tambahnya.
Prospek Jangka Menengah: Target Hingga 7.300
Untuk jangka menengah, dalam periode tiga bulan ke depan, IHSG berpotensi menguji resistance lebih tinggi hingga 7.200–7.250, bahkan dengan sedikit peluang mencapai 7.300. Ini bergantung pada kelanjutan sentimen global yang positif, termasuk realisasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 basis poin (bps) serta rilis kinerja keuangan kuartal II-2025 dari para emiten.
Sementara itu, IHSG diperkirakan memiliki support kuat di level 6.800, dengan support tambahan di kisaran 6.650–6.550.
Risiko Sistemik dan Arus Dana Asing
Di tengah optimisme pasar, Liza juga menyoroti risiko sistemik dari perang dagang yang membuat investor global kembali melirik aset berisiko. Meski demikian, aliran dana asing ke pasar Indonesia belum terlihat signifikan, dengan foreign net sell masih tercatat mencapai Rp 54 triliun.
"IHSG belum mendapatkan kucuran dana beli asing yang substansial," jelasnya.
Indonesia Diuntungkan Dari Sisi Komoditas
Di sisi lain, Indonesia masih memiliki keunggulan karena karakteristik pasar yang berbasis komoditas. Liza menyebutkan bahwa peningkatan proyeksi ekonomi AS dan China sebagai dua negara konsumen terbesar dunia, berpotensi membawa manfaat bagi pasar komoditas Indonesia.
"Tidak semuanya gelap bagi Indonesia. Pasar komoditas bisa jadi ladang keuntungan karena ekonomi global menunjukkan perbaikan," tutup Liza.
Isi Kesepakatan Dagang AS-China
Sebagai informasi, kesepakatan sementara AS-China yang mulai berlaku pada 14 Mei 2025 untuk jangka waktu 90 hari mencakup penurunan tarif impor:
Tarif AS terhadap barang dari China turun dari 145% menjadi 30%
Tarif China terhadap produk AS turun dari 125% menjadi 10%
Namun, tarif 20% terhadap produk terkait fentanyl dari China tetap diberlakukan.