Duh, Utang Indonesia Semakin Membengkak dan Mencapai Rekor Tertinggi?
Tanggal: 16 Jul 2017 09:03 wib.
Pemerintahan Presiden Jokowi terhitung belum genap menginjak tiga tahun berkuasa. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat, yakni utang yang ditarik pemerintah Jokowi luar biasa besarnya. Terhitung, hingga April tahun 2017 dimana usia rezim pemerintahan baru menginjak dua setengah tahun, utang pemerintah telah bertambah sebesar Rp 1.062 Triliun.
Sebagai pembanding dengan rentang usia pemerintahan yang sama, utang yang dihimpun pemerintahan SBY berkisar pada Rp 1.019 Triliun saja. Dengan fakta seperti ini, lantas sejumlah kalangan berseloroh bahwa pertumbuhan utang di masa pemerintahan Jokowi mencatatkan rekor baru sebagaimana yang disampaikan Politikus Gerindra yang sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, "Sejak Indonesia merdeka, inilah rekor utang tertinggi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu pekan silam.
Namun, belum sampai disana. Dengan nominal yang sedemikian besar, tumpukan utang pemerintah kemungkinan akan semakin menggunung. Hal ini cukup berasalan, karena dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017, pemerintah mematok defisit fiskal di angka 2,92%. Untuk menambal defisit sebesar itu, tentu saja pemerintah harus mencari utang baru yang besarnya bisa mencapai Rp397 triliun. Angka itu melonjak 20% dibanding defisit yang ada dalam APBN 2017 sebesar Rp330,2 triliun.
Besaran defisit dalam RAPBN-P 2017 memang bisa ditekan lebih kecil dari asumsi sekarang. Katakanlah, berkat pembahasan di DPR dan realisasi serapan belanja negara yang jarang sampai 100%, defisit fiskal bisa dipangkas di angka 2,67%. Toh demikian, utang baru tetap harus dicari untuk menambalnya. "Surat utang akan bertambah sekitar Rp33,67,3 triliun," kata Bhima Yudhistira, ekonom Indef, Selasa pekan lalu.
Dengan kondisi seperti ini, mari bersama kita doakan bersama-sama negeri ini. Semoga, pemerintah dapat berfokus menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang benar-benar strategis.