Dugaan Peretasan Indodax: Kerugian hingga Nasib Dana Nasabah.
Tanggal: 16 Sep 2024 17:42 wib.
Belakangan, industri Kripto di Tanah Air dihebohkan karena aksi peretasan terhadap sistem PT Indodax Nasional Indonesia. Aksi ini terjadi setelah tersiar kabar adanya transaksi mencurigakan di platform pertukaran kripto tersebut.
Awalnya, temuan mengenai dugaan peretasan terhadap sistem Indodax pertama kali diungkapkan oleh platform keamanan Web3, Cyvers, pada Rabu (10/9/2024) lalu. Melalui unggahan akun resmi X, Cyvers mengaku menemukan adanya transaksi mencurigakan yang melibatkan akun Indodax.
Semula, Cyvers menyebutkan, akun mencurigakan telah mengenggam aset token milik Indodax senilai US$14,4 juta atau setara sekitar Rp217 miliar.
"Hey @Indodax, sistem kami mendeteksi sejumlah transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet anda di jaringan yang berbeda," tulis @CyversAlerts, Rabu (11/9).
Namun setelah itu Cyvers merevisi angka potensi kerugian menjadi US$18,2 juta atau setara sekitar Rp282,1 miliar, yang merupakan hasil dari transaksi sebanyak lebih dari 150 kali. Kejadian pada Rabu pagi itu membuat sistem dan website Indodax tidak bisa diakses. CTO dan co-founder, William Sutanto, membalas unggahan dari akun resmi Indodax, dan mengaku telah terjadi insiden keamanan.
William Sutanto menegaskan bahwa dana nasabah tetap aman dan tidak terpengaruh oleh insiden tersebut. Namun, sebuah akun media sosial LookonChain mempublikasikan hasil analisis terhadap transaksi mencurigakan di Indodax dengan kerugian mencapai US$22 juta.
LookonChain merupakan tool analisis blockchain yang mengambil data dari DEX dan membuat daftar data berharga. LookonChain mendeteksi dugaan peretasan pada pukul 3 pagi Rabu lalu.
Rabu pagi memang terindikasi waktu terjadinya kejahatan peretasan di platform kripto asal Indonesia itu, di mana koin yang terdampak diantaranya; 6,14 juta USDT, 1.047 ETH (senilai US$2,48 juta), 25 BTC (senilai US$1,4 juta), 2,2 juta MATIC (senilai US$849 ribu), 1,4 juta ARB (senilai US$749 ribu), 2 juta ENA (senilai US$465 ribu).
Sistem Keamanan Lemah
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, kasus dugaan peretasan sistem yang dialami oleh salah satu startup penyedia layanan transaksi jual-beli kripto Indodax merupakan cerminan dari sistem pertahanan siber di Indonesia masih lemah.
Hal itu disampaikan Heru dikarenakan memang insiden peretasan terhadap sejumlah layanan yang terkait dengan aset kripto ataupun uang kripto sudah diprediksi jauh-jauh hari.
“Apa yang terjadi dengan Indodax ini memang merupakan peristiwa yang sebenarnya jauh-jauh hari sudah diprediksi akan menyerang layanan-layanan yang terkait dengan aset kripto atau uang kripto, sehingga ketika ini terjadi pada Indodax mungkin ini memang momentumnya,” kata Heru saat dihubungi.
Insiden tersebut, kata Heru, merupakan gambaran umum bahwa sistem keamanan layanan digital yang ada di Indonesia memang masih rawan terkena serangan siber. Serangan yang kali ini menyasar ke salah satu platform jual-beli aset kripto terbesar di Indonesia.
Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi justru mengatakan hal tersebut memang marak terjadi belakangan ini bukan hanya di Indonesia, melainkan juga terjadi di negara tetangga, Singapura.
“Kerawanan atau keamanan, dan ketahanan siber kita ini kan juga jadi salah satu isu [baru]. Singapura [juga] baru kebakaran juga ya data centernya,” kata Budi di Kantor Kominfo, Rabu (11/9/2024).
Mengenai kerawanan serangan terhadap data center, Budi justru melemparkan candaan bahwa tempat yang aman untuk dijadikan penempatan data center itu seharusnya di Rumah Sakit Ibu dan Anak, karena tempat tersebut merupakan tempat yang minim menjadi sasaran kejahatan.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengklaim, saldo member Indodax 100% aman baik kripto maupun rupiah. Kasus tersebut juga diklaim tidak menimbulkan kerugian pada nasabah.
Pihaknya juga telah menginvestigasi keamanan siber atas sistemnya masih berlangsung meski pemadaman telah berlangsung 24 jam.
Indodax menegaskan bahwa dana nasabah tetap aman setelah terjadinya kejahatan peretasan. Selain itu, Indodax disebutnya juga memiliki cadangan aset kripto yang kuat, termasuk 4.806,34 Bitcoin yang saat ini bernilai sekitar Rp4,288 triliun, serta 36.915,47 Ethereum yang bernilai sekitar Rp1,334 triliun berdasarkan harga pasar terbaru. Sehingga, total cadangan aset kripto Indodax saat ini adalah sekitar Rp11,529 triliun dan seluruh cadangan aset tersebut di atas 100% dari seluruh saldo member Indodax.