Dompet Digital Nomor 1 Ternyata Biang Kerok Judi Online
Tanggal: 19 Okt 2024 08:26 wib.
Dompet digital rupanya telah menjadi sumber masalah utama dalam penyebaran judi online di Filipina. Hal ini karena aplikasi dompet digital menyediakan akses yang mudah untuk terhubung ke situs judi online. Salah satu pengalaman yang menggambarkan dampak negatif dari fenomena ini dialami oleh seorang ibu rumah tangga bernama Ana.
Ana, seorang ibu tiga anak berusia 46 tahun, awalnya hanya ingin melepas lelah dengan membuka platform judi online di ponselnya. Namun, tanpa disadari, ia malah terjebak dalam kegiatan berjudi online, memasang taruhan melalui aplikasi dompet digital GCash, dan berujung kehilangan semua uangnya karena kalah taruhan.
Menurut Ana, "Dengan GCash sangat mudah (main judi online). Anda dapat mengaksesnya kapan saja, di mana saja." Pernyataannya tersebut dikutip dari Rest of World pada Jumat, 18 Oktober 2024. Ia juga menambahkan, "Setelah saya menang pertama kali, saya pikir saya akan terus menang," yang menggambarkan betapa sulitnya untuk keluar dari lingkaran kecanduan judi online yang dimulai dengan akses mudah melalui dompet digital.
Peningkatan aktivitas judi online di Filipina selama pandemi juga dapat dikaitkan dengan kemunculan banyak aplikasi dompet digital seperti GCash dan Maya. Hal ini terlihat dari fakta bahwa GCash pada tahun 2021 merupakan dompet digital dengan pengguna terbanyak di Filipina, menurut data Statista.
Dengan menyediakan layanan instan untuk setor dan penarikan dana di situs web taruhan, aplikasi dompet digital seperti GCash mempermudah akses ke dunia judi online. Sebelumnya, akses semacam ini hanya dapat dilakukan melalui kartu kredit. Dengan demikian, aplikasi dompet digital telah memberikan kesempatan bagi segmen masyarakat yang sebelumnya sulit untuk terlibat dalam kegiatan perjudian online.
Tidak hanya itu, GCash juga memiliki fitur yang secara langsung menghubungkan pengguna ke platform perjudian online, seperti Bingo Plus, Casino Plus, dan situs taruhan olahraga seperti Arena Plus. Keberadaan fitur-fitur ini tidak dapat dihapus dari aplikasi GCash, sehingga semakin memperkuat argumen bahwa dompet digital telah menjadi sarana utama dalam meluasnya praktik judi online di Filipina.
Tidak dapat disangkal bahwa GCash dengan 90 juta pengguna aktif telah menjadi salah satu pendorong utama dalam meningkatnya jumlah orang di Filipina yang kecanduan judi online.
Selain itu, fitur pinjaman mikro GCredit yang dapat memberi pengguna pinjaman hingga 50.000 peso (sekitar Rp13 juta) turut memperbesar dampak negatif dari penggunaan dompet digital ini. Kemudahan dalam meminjam uang dan berbagai fitur aksesibilitas lainnya di dompet digital dinilai sebagai alasan utama orang-orang menjadi kecanduan judi online.
Direktur kelompok pendukung penjudi di Manila, Reagan Prafesora, mengatakan, "Dengan GCash, orang-orang dapat dengan mudah bergabung dengan aplikasi perjudian apa pun. Bahkan penjudi kecil pun dapat menguangkan sejumlah kecil uang, katakanlah 100 peso, dan langsung bermain."
Hal menarik lainnya terkait dengan GCash adalah bahwa perusahaan ini tidak menanggapi permintaan komentar terkait dampak negatif aplikasinya dalam penyebaran judi online di Filipina. GCash, yang dimiliki oleh Globe Fintech Innovations, merupakan perusahaan patungan antara perusahaan Filipina Ayala Corporation dan Globe Telecom dengan Ant Group asal China, yang juga mengoperasikan Alipay. Hal ini mencerminkan bahwa minat perusahaan dalam memperluas pasar layanan digital mungkin melampaui kepedulian terhadap dampak negatif yang mungkin ditimbulkan, seperti penyebaran praktik judi online.
Fenomena serupa juga terjadi di China, di mana Alipay, yang juga dimiliki oleh Ant Group, digunakan secara luas dalam praktik judi online. Pihak berwenang di China bahkan telah menemukan bahwa aplikasi pembayaran selulernya banyak digunakan untuk judi online.
Data dari situs Gambling Industry News mengungkapkan bahwa terdapat hampir 200 juta penjudi online aktif di seluruh dunia, dan tidak ada alasan untuk menganggap bahwa situasi di Filipina jauh berbeda.
Meskipun tidak ada data resmi yang menggambarkan jumlah penjudi online di Filipina, negara tersebut lebih terbuka terhadap praktik perjudian.
Survei yang dilakukan oleh TGM Research pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar tiga perempat orang Filipina mengakui telah memasang taruhan daring dalam 12 bulan terakhir. Tren ini mencakup berbagai jenis taruhan online, mulai dari olahraga hingga permainan kasino dan politik melalui ponsel dan komputer mereka.