Sumber foto: Aspek.id

Dirut Pos Indonesia Buka-bukaan Soal Persaingan di Bisnis Logistik

Tanggal: 15 Sep 2024 07:33 wib.
Memasuki era perdagangan global yang semakin pesat, bisnis logistik di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang tak bisa dianggap enteng. Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Faizal Rochmad Djoemadi, melalui BUMN Performance Report 2024 di Program Evening Up CNBC Indonesia, pada Jumat (12/9/2024) telah mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi bisnis logistik di Indonesia. Termasuk di dalamnya, bisnis jasa logistik dan pengiriman di bawah 50 kilogram.

Menurut Faizal, bisnis logistik di Indonesia memiliki tantangan berupa persaingan yang terfragmentasi. "Logistik untuk kepentingan konstruksi berbeda dengan kebutuhan pangan atau kesehatan," jelas Faizal. Tantangan serupa juga terdapat dalam hal penyediaan gudang atau warehouse yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan masing-masing sektor.

Faizal juga menjelaskan bahwa dalam hal transportasi, warehouse, cara bongkar muat, hingga izin ekspor impor, semuanya berbeda tergantung pada jenis barang yang dikirim. Kompleksitas bisnis logistik ini membuat pasar logistik memiliki ukuran yang besar namun terfragmentasi. Pasar yang besar ini menuntut Pos Indonesia untuk memilih strategi bisnis yang tepat.

Faizal juga mengungkapkan bahwa total pengeluaran untuk kebutuhan logistik nasional saat ini mencapai 24% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dengan nilai mencapai sekitar Rp 2.400 triliun. "Meskipun nilainya besar, keberadaan banyak pemain yang unik dalam pasar logistik ini mempersulit persaingan," tambahnya.

Tantangan yang dihadapi dalam pengiriman barang di bawah 50 kg pun tak kalah menantang. Faizal menegaskan bahwa sektor kurir ekspres parcel menghadapi persaingan sengit dengan lebih dari 700 pemain di sektor ini. Meskipun ukuran pasar kurang besar dibandingkan dengan logistik, yaitu sekitar Rp 125 triliun per tahun, namun keberadaan banyak pemain membuat bisnis ini tetap kompetitif.

Dengan existensi lebih dari 700 penyedia jasa, tantangan di sektor kurir ekspres parcel pun tak kalah berat. Faizal menyatakan bahwa bisnis ini merupakan industri yang keras dan sulit untuk mencari keuntungan. "Setiap perusahaan harus bertahan untuk tetap untung karena cukup sulit mencari keuntungan di sini," ungkap Faizal.

Melihat tantangan yang dihadapi oleh bisnis logistik di Indonesia, Pos Indonesia perlu terus melakukan inovasi dan penyesuaian strategi bisnis agar tetap bisa bersaing di pasar yang terus berkembang. Peluang untuk berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, perusahaan swasta, maupun asosiasi bisnis, juga perlu terus dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis logistik di Indonesia.

Dalam menyikapi persaingan yang ketat, kebijakan yang mendukung pengembangan infrastruktur logistik dan peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi kunci penting dalam menjaga daya saing bisnis logistik di Indonesia. Sinergi antara pemerintah dan pelaku bisnis logistik, termasuk PT Pos Indonesia (Persero), akan membantu menciptakan ekosistem logistik yang lebih baik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan perdagangan nasional.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved