Dinamika Nilai Tukar Rupiah di Tengah Ketidakpastian Geopolitik dan Ekonomi

Tanggal: 30 Jun 2025 10:51 wib.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan pola konsolidasi yang membuat banyak pengamat mata uang memperhatikan dengan seksama. Ariston Tjendra, seorang analis mata uang, menjelaskan bahwa meskipun rupiah memiliki potensi untuk menguat, peluang tersebut agaknya masih terbatas, terutama dalam ketiadaan sentimen yang cukup kuat untuk mendorong pergerakan yang signifikan.

“Untuk hari ini, saya memperkirakan pergerakan rupiah akan berada di rentang Rp 16.200 hingga Rp 16.350 per dolar AS,” ungkap Ariston saat diwawancarai oleh Katadata.co.id pada Kamis, 26 Juni. Dia melanjutkan dengan menegaskan bahwa meskipun indeks dolar AS saat ini mengalami tekanan di level 97, para pelaku pasar cenderung memilih sikap hati-hati. Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi ini adalah sentimen gencatan senjata yang terjadi di beberapa wilayah konflik, yang pada umumnya meningkatkan minat investor terhadap aset-aset yang lebih berisiko.

Namun, Ariston juga mengisyaratkan bahwa ketidakpastian di pasar global masih cukup tinggi. “Beberapa faktor, seperti isu tarif perdagangan yang diberlakukan oleh AS dan ketegangan geopolitik yang tidak kunjung mereda, termasuk potensi naiknya kembali konflik di daerah Israel dan Iran, menjadi penyebab penting di balik ketidakpastian ini,” tambahnya.

Dalam analisis yang diperoleh dari Bloomberg, rupiah dibuka menguat di level Rp 16.280 per dolar AS saat perdagangan dimulai pada Kamis pagi, tepatnya pukul 09.05 WIB. Ini menunjukkan peningkatan sebesar 20 poin atau setara dengan 0,12% dibanding dengan posisi penutupannya sebelumnya.

Sementara itu, analis dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, juga melihat adanya peluang penguatan jangka pendek bagi rupiah. Sebagian besar sentimen positif ini berasal dari meningkatnya ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS, yang dikenal dengan sebutan The Fed.

"Sejumlah pejabat di The Fed telah membuka diskusi seputar kemungkinan pemangkasan suku bunga, meskipun Ketua The Fed, Jerome Powell, masih terlihat ragu untuk merealisasikannya," jelas Lukman. 

Ia menambahkan, dengan pelonggaran kebijakan moneter, rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran yang sama, yaitu Rp 16.200 hingga Rp 16.350 per dolar AS, seiring dengan pelemahan dolar yang mungkin terjadi akibat langkah-langkah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pasar tengah menghadapi tantangan, ada harapan untuk stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian yang menggelayuti perekonomian global saat ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved