Di Tangan Jokowi, RI Punya 2 Pabrik Raksasa - No.1 Jadi Terbesar Dunia
Tanggal: 21 Jul 2024 20:29 wib.
Indonesia semakin menarik perhatian dunia dengan kehadiran sejumlah pabrik berkapasitas jumbo. Pabrik-pabrik ini dibangun untuk mengintegrasikan sumber daya alam yang ada di Tanah Air dari hulu ke hilir, mengangkat posisi Indonesia sebagai pemain besar dalam perekonomian global. Dua di antaranya bahkan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) dan di dunia.
Salah satunya adalah Pabrik Tembaga Single Line Terbesar di Dunia yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Pabrik ini memiliki desain single line yang merupakan terbesar di dunia. Dengan kapasitas memurnikan konsentrat tembaga hingga 1,7 juta ton setelah beroperasi penuh, PTFI menjadikan smelter ini sebagai produsen utama katoda tembaga dengan jumlah yang mencapai 600 ribu ton per tahun. Selain itu, pabrik tembaga ini juga mampu memproduksi emas, perak murni, asam sulfat, terak tembaga, dan gipsum dalam jumlah besar.
Tidak hanya itu, nilai investasi kumulatif PT Freeport Indonesia untuk proyek smelter ini sudah mencapai US$3,7 miliar atau sekitar Rp59,9 triliun. Fasilitas pengolahan dan pemurnian konsentrat tembaga pun dipastikan siap beroperasi pada Juni 2024, menandai langkah besar dalam mendukung industri pertambangan di Indonesia. Pembangunan pabrik tembaga ini sendiri telah mencapai 93%-an hingga Maret 2024, menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjalankan proyek ini.
Selain pabrik tembaga, Indonesia juga memiliki Pabrik Ekosistem Baterai EV Terbesar di ASEAN yang merupakan hasil kerjasama pemerintah RI dengan konsorsium dari Korea Selatan. Pabrik ekosistem baterai kendaraan listrik ini secara resmi beroperasi di Karawang, Jawa Barat setelah diresmikan oleh Presiden Jokowi. Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM dan konsorsium Hyundai, LG, dan IBC pada 28 Juli 2021, pabrik sel baterai pertama ini dioperasikan oleh PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power.
Dengan investasi sebesar US$1,1 miliar atau sekitar Rp17,8 triliun dan kapasitas produksi sebesar 10 gigawatt/hour (GWh), pabrik baterai ini mampu menghasilkan kurang lebih 150 ribu kendaraan listrik. Dalam fase kedua, diharapkan pada tahun 2025, PT HLI berencana meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 20 GWh. Kerja sama ini menandai komitmen bersama antara Indonesia dan Korea Selatan dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan serta memperkuat posisi kedua negara dalam pasar global baterai kendaraan listrik.