Deretan Investasi Menarik dari Danantara: PGEO, GIAA, hingga TPIA dan Prospek Ke depannya
Tanggal: 30 Jun 2025 10:49 wib.
Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara yang lebih dikenal dengan Danantara, baru-baru ini melakukan suntikan modal signifikan ke beberapa perusahaan. Investasi ini terdistribusi dalam beragam sektor yang mencakup energi, transportasi, hingga infrastruktur. Dengan tujuan tidak hanya mengumpulkan dana dalam jumlah besar, Danantara juga berusaha untuk meningkatkan porsi kepemilikannya dalam sejumlah perusahaan yang dianggap strategis.
Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara, Pandu Patria Sjahrir, menyatakan bahwa langkah ini dilakukan untuk menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dengan sektor swasta. Dalam setiap percakapan dengan mitra strategis, Danantara berkomitmen untuk memulai dengan membangun kesepakatan, sebagaimana diungkapkan Pandu, bahwa fokus mereka adalah mencapai 50% kepemilikan dan berpotensi untuk menambah lebih banyak lagi di masa depan.
Dalam sektor energi terbarukan, Danantara menunjukkan kesiapannya untuk melakukan investasi terhadap proyek-proyek yang dijalankan secara efisien oleh pelaku bisnis. Ia menekankan pentingnya manajemen proyek yang tepat waktu serta pencapaian perjanjian penting dalam setiap proyek yang mereka danai. Danantara berambisi menjadi magnet bagi bakat dan modal terbaik, dengan harapan bahwa proyek yang mereka jalankan mampu menghasilkan hasil yang optimal.
Beberapa perusahaan yang menjalin kerjasama dengan Danantara antara lain adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Semua perusahaan ini dipilih berdasarkan potensi strategis dan relevansi mereka terhadap kebutuhan investasi saat ini.
Pertamina Geothermal Energy (PGEO) menjadi fokus utama, di mana Danantara merencanakan penandatanganan berbagai kesepakatan. Rencana ini akan menjadi pendorong bagi proyek-proyek prioritas dalam pengembangan energi panas bumi yang diharapkan mampu mencapai kapasitas hingga 3 gigawatt (GW). Hal ini dipandang sebagai langkah krusial dalam mendukung transisi energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia.
Chandra Asri Pacific (TPIA) juga telah sepakat untuk menjelajahi potensi investasi dalam proyek pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) dengan nilai investasi mencapai sekitar US$ 800 juta, atau sekitar Rp 13 triliun. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas produksi dalam negeri, di mana soda kaustik dan Ethylene Dichloride merupakan bahan dasar penting untuk berbagai industri, termasuk pengolahan nikel. Selain mendukung kemandirian industri, proyek ini juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Sementara itu, Garuda Indonesia (GIAA) akan mendapatkan suntikan dana awal mencapai US$ 1 miliar, setara dengan Rp 16 triliun. Dana ini direncanakan akan digunakan untuk restrukturisasi dan kebutuhan perawatan armada Garuda Indonesia, penting dalam menghadapi tantangan industri penerbangan yang semakin kompetitif.
Dalam perkembangan terbaru, dan untuk mendukung sektor perumahan, Danantara juga siap mengucurkan investasi hingga Rp 130 triliun. Dukungan ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi pembangunan rumah sebanyak 3 juta unit per tahun serta memperkuat mandiri sektor perumahan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai bagian dari rencana strategis, Danantara mencatat bahwa mereka akan terus berfokus pada investasi yang tidak hanya memberikan keuntungan komersial tetapi juga berdampak positif terhadap perekonomian dan keberlanjutan lingkungan. Dengan komitmen dalam berinvestasi di berbagai sektor yang mencakup energi, infrastruktur, dan industri hilir, Danantara berupaya untuk menjadi salah satu pemain kunci dalam pengembangan ekonomi Indonesia yang lebih berkelanjutan dan mandiri.