DEN Dorong Hilirisasi Kemenyan: Strategi Luhut Tingkatkan Ekonomi Petani Sumatera Utara
Tanggal: 26 Mei 2025 22:55 wib.
Tampang.com,Jakarta – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) secara serius mendorong upaya hilirisasi komoditas kemenyan sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya di wilayah Sumatera Utara. Dorongan ini disampaikan langsung oleh Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan.
“Hilirisasi bukan hanya soal menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam, tetapi juga bagaimana manfaat ekonominya bisa mengalir hingga ke desa-desa tempat sumber daya tersebut berasal,” kata Luhut, dikutip di Jakarta, dari Antara, Senin (26/5/2025). Pernyataan ini menunjukkan fokus DEN pada pemerataan ekonomi.
Luhut menambahkan, kemenyan merupakan salah satu komoditas yang seringkali terabaikan meskipun memiliki nilai ekonomi yang besar dan dampak yang nyata bagi masyarakat, terutama di daerah Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan.
Padahal, lanjut Luhut, kemenyan alami dari Sumatera Utara diakui sebagai yang terbaik di dunia dan telah diekspor ke banyak negara di Asia dan Eropa. “Resin dari pohon Styrax benzoin ini dibutuhkan di berbagai industri, seperti parfum, aromaterapi, makanan, hingga farmasi. Namun, harga yang diterima petani masih sangat rendah, padahal ekspor kemenyan kita pada 2024 mencapai 43.000 ton dengan nilai lebih dari 52 juta dollar AS,” ujarnya, menyoroti disparitas harga yang diterima petani.
Melihat potensi besar namun minimnya nilai tambah di tingkat petani, Ketua DEN menekankan pentingnya hilirisasi berbasis komunitas. Dengan memanfaatkan teknologi sederhana seperti distilasi uap, petani secara mandiri dapat menghasilkan produk turunan kemenyan yang bernilai jual tinggi, seperti minyak kemenyan, resin terstandar, hingga bioaktif yang siap untuk diekspor.
Atas dasar itu, DEN berencana mulai mengembangkan program hilirisasi kemenyan berbasis komunitas. Inisiatif ini diharapkan dapat memberdayakan petani dan menciptakan rantai nilai yang lebih adil.
“Minat dari pelaku usaha dan mitra potensial sudah mulai terbentuk. Namun, yang terpenting adalah kerja sama yang terintegrasi antara lintas kementerian, pemerintah daerah, dan pelaku usaha agar hilirisasi kemenyan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat,” jelas Luhut, menekankan urgensi kolaborasi berbagai pihak.
Luhut juga telah mendiskusikan digitalisasi sebaran lahan dan pohon kemenyan bersama Kementerian Kehutanan, Badan Pengelola Kawasan Hutan, Bupati Tapanuli Utara, Bupati Humbang Hasundutan, serta Forkompimda setempat. Hal itu bertujuan untuk memastikan setiap langkah pembangunan dilakukan berbasis data yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Luhut menegaskan bahwa hilirisasi kemenyan adalah salah satu contoh konkret upaya untuk memperkuat ekonomi lokal, meningkatkan kesejahteraan petani, dan sekaligus menjaga biodiversitas hutan. Langkah ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
“Jika dikelola dengan tepat, kemenyan bisa menjadi contoh nyata keberhasilan hilirisasi berbasis komunitas. Program ini tidak hanya tumbuh dari desa, tetapi juga memberikan dampak besar bagi dunia,” tuturnya dengan optimisme, memandang kemenyan sebagai komoditas strategis yang patut mendapat perhatian lebih.