Sumber foto: iStock

Deflasi Menyebabkan Penurunan Tajam Laba Perusahaan di China

Tanggal: 28 Okt 2024 20:05 wib.
Laba perusahaan industri di China merosot secara signifikan pada bulan September dibandingkan bulan sebelumnya, di tengah tekanan deflasi yang berdampak negatif pada keuangan perusahaan. Menurut Biro Statistik Nasional, keuntungan industri perusahaan besar di China turun sebesar 27,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Angka ini merupakan penurunan yang lebih besar jika dibandingkan dengan penurunan sebesar 17,8% yang terjadi pada bulan Agustus sebelumnya. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, keseluruhan keuntungan industri juga turun sebesar 3,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penurunan keuntungan ini, menurut pernyataan dari Biro Statistik Nasional, termasuk pengaruh dari basis yang tinggi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh ekonomi China yang memiliki nilai sebesar US$18 triliun.

Keuntungan industri merupakan indikator utama dari kesehatan keuangan perusahaan di sektor pabrik, tambang, dan utilitas. Penurunan signifikan ini tidak hanya berdampak pada keputusan investasi perusahaan-perusahaan tersebut, tetapi juga menjadi pertanda tantangan ekonomi yang harus dihadapi oleh China. Untuk mengatasi penurunan keuntungan ini, langkah-langkah seperti pemotongan suku bunga telah dilakukan sejak akhir bulan September.

Badan legislatif China akan melakukan sesi penting di Beijing pada 4-8 November, dengan harapan bahwa ada kemungkinan persetujuan untuk stimulus fiskal lebih lanjut guna menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi. 

Para ekonom memperkirakan bahwa pertemuan ini akan mengkonfirmasi rencana untuk membiayai kembali utang pemerintah daerah serta menerbitkan obligasi negara guna menyuntikkan modal ke dalam bank. Saat ini, investor sedang mengawasi potensi stimulus baru yang mungkin dilakukan dalam bentuk peningkatan pinjaman dan belanja publik, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai kemungkinan realisasi stimulus tersebut pada tahun ini. 

Tekanan deflasi yang semakin dalam dalam harga produsen diperkirakan akan menjadi penghambat bagi pendapatan perusahaan di China. Meskipun terdapat pertumbuhan output industri yang lebih cepat, harga pabrik telah mengalami penurunan selama 24 bulan berturut-turut hingga bulan September. Hal ini mencerminkan lemahnya permintaan domestik di dalam negeri.

Meskipun ekspansi ekonomi China melambat pada kuartal ketiga, terdapat tanda-tanda perbaikan awal yang muncul pada bulan September, antara lain peningkatan kinerja industri dan konsumsi. Ekonomi China hanya tumbuh sebesar 4,6% pada periode Juli-September dibandingkan dengan tahun sebelumnya, laju pertumbuhan terendah sejak Maret 2023.

Namun, terdapat harapan dari sektor teknologi tinggi dalam memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan ekonomi China. Keuntungan produsen industri di sektor tersebut meningkat sebesar 6,3% dalam sembilan bulan pertama tahun ini, hal ini mencerminkan adanya potensi dari sektor tersebut sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi China di masa depan.

Walaupun terdapat tanda-tanda perbaikan pada beberapa sektor ekonomi, terdapat tantangan yang tidak bisa diabaikan, terutama dari tekanan deflasi yang semakin dalam. Hal ini berpotensi menjadi penghambat bagi pertumbuhan ekonomi China di masa mendatang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved