Sumber foto: Google

China Meningkatkan Peran Yuan di Pasar Keuangan Internasional

Tanggal: 27 Jun 2024 19:29 wib.
Aksi China untuk meningkatkan penggunaan yuan sebagai mata uang internasional telah menjadi sorotan dunia. Keberhasilan China dalam menggeser posisi dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatkan kepercayaan global terhadap yuan mengindikasikan potensi besar yang dimiliki oleh mata uang ini di pasar keuangan internasional.

Mengacu pada pernyataan CEO Bursa Efek dan Kliring Terbatas Hong Kong, Bonnie Chan, pada sebuah panel, peran yuan China sebagai mata uang alternatif untuk perdagangan internasional dan tempat penyimpanan kekayaan semakin diumumkan. Namun, untuk mengembangkan penggunaan yuan secara global, diperlukan lebih banyak aplikasi yang mendukungnya, seperti untuk saham dan obligasi.

China telah lama berambisi untuk meningkatkan penggunaan yuan di pasar keuangan internasional sebagai alternatif dari dolar AS. Ini sekaligus menjadi reaksi terhadap sanksi yang diberlakukan oleh AS terhadap beberapa negara, termasuk Rusia. Ambisi China dalam memperluas penggunaan yuan sebagai alternatif dolar AS telah menarik perhatian dunia internasional.

Pada tahun lalu, HKEX mengumumkan program "Dual-Counter" yang memungkinkan investor untuk memperdagangkan sekuritas yang terdaftar di Hong Kong dalam dolar Hong Kong atau yuan China. Langkah ini menjadi bagian dari upaya nyata dalam mendukung internasionalisasi yuan.

Tidak hanya itu, adanya dukungan dari Dana Moneter Internasional yang menambahkan yuan ke keranjang mata uang cadangan turut memberikan dorongan besar dalam memperluas penggunaan yuan secara global. Data dari SWIFT menunjukkan bahwa yuan telah menjadi mata uang keempat yang paling aktif untuk pembayaran global berdasarkan nilai pada Mei, mencakup hampir 4,5% dari transaksi tersebut.

Namun, Fred Hu, pendiri, ketua, dan CEO Primavera Capital, mengungkapkan bahwa internasionalisasi yuan mungkin akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan, meskipun adanya peningkatan jumlah pernyataan dari Beijing. Hu menekankan bahwa China, meskipun sebagai negara perdagangan terbesar dan memiliki pusat keuangan yang besar, masih memiliki keterbatasan dalam internasionalisasi renminbi.

Dolar AS, selama ini menjadi mata uang yang paling banyak digunakan untuk perdagangan internasional dan transaksi keuangan, masih mendominasi pada sebagian besar transaksi global. Pasar valuta asing, tempat mata uang diperdagangkan, juga masih sangat dipengaruhi oleh dolar AS. Dolar AS juga menjadi pilihan utama untuk investasi selama krisis ekonomi besar, sebagai mata uang "safe haven".

Meski begitu, upaya China untuk meningkatkan penggunaan yuan sebagai alat transaksi internasional telah menunjukkan pergerakan yang signifikan. Peningkatan penggunaan yuan dalam perdagangan dan cadangan devisa global menunjukkan bahwa yuan memang memiliki potensi dalam menggeser posisi dolar AS.

Peningkatan cadangan devisa global dari tahun ke tahun juga mencerminkan perubahan dalam struktur mata uang yang digunakan di tingkat global. Data IMF menunjukkan bahwa cadev global meningkat dari US$11,91 triliun pada kuartal IV-2022 menjadi US$12,33 triliun pada kuartal IV-2023, naik 3,5% dalam kurun waktu satu tahun. Dalam hal ini, renminbi China justru mengalami penurunan pada kuartal IV-2023, menurun 9,06% dari kuartal sebelumnya.

Porsinya yang semakin menurun dalam cadev global menunjukkan perubahan peran yang dialami oleh yuan China. Namun demikian, potensi yuan untuk terus berkembang dan memperluas penggunaannya di pasar keuangan internasional tetap menjadi sorotan utama.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved