Sumber foto: iStock

Bukti Kondisi Kelas Menengah RI Semakin Memperihatinkan, Terlihat dari Trend Negatif Transaksi QRIS

Tanggal: 9 Sep 2024 05:52 wib.
Jutaan warga kelas menengah Indonesia saat ini mengalami rentan turun kasta ke kelas menengah rentan bahkan hingga kelompok rentan miskin. Fenomena ini dapat terlihat melalui tren negatif dalam transaksi QRIS yang melandai di beberapa bank.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2019 jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 57,33 juta orang atau setara dengan 21,45% dari total penduduk. Namun, pada tahun 2024, angka ini menyusut menjadi 47,85 juta orang atau setara dengan 17,13%. 

Data tersebut mengindikasikan bahwa ada sekitar 9,48 juta warga kelas menengah yang mengalami penurunan kelas. Sementara itu, kelompok masyarakat kelas menengah rentan atau aspiring middle class justru mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, jumlahnya sekitar 128,85 juta atau 48,20% dari total penduduk, dan meningkat menjadi 137,50 juta orang atau 49,22% dari total penduduk pada tahun 2024. 

Selain itu, angka kelompok masyarakat rentan miskin juga mengalami peningkatan, dari 54,97 juta orang atau 20,56% pada tahun 2019 menjadi 67,69 juta orang atau 24,23% dari total penduduk pada tahun 2024. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak golongan kelas menengah yang mengalami penurunan status ekonomi, turun menjadi kelompok rentan miskin.

Fenomena berkurangnya kelas menengah ini juga tercermin dalam transaksi QRIS yang mengalami penurunan, seperti yang diungkapkan oleh Bank Jatim (BJTM). Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, mencatat bahwa nominal transaksi di QRIS Merchant mengalami penurunan dari Rp176,30 miliar pada Juni 2024 menjadi Rp127,91 miliar pada Juli, dan hanya naik tipis menjadi Rp130,51 miliar pada Agustus. Menurutnya, data menunjukkan bahwa transaksi QRIS mengalami penurunan yang cukup tajam sejak Juni hingga Agustus 2024.

Selain Bank Jatim, Bank Oke Indonesia (DNAR) juga mengalami penurunan pada tabungan yang terhimpun. Direktur Kepatuhan OK Bank Indonesia, Efdinal Alamsyah, menyebutkan bahwa tabungan yang terhimpun turun sekitar 12% secara tahunan per 4 September 2024. Menurutnya, menurunnya daya beli masyarakat membuat nasabah mengalihkan pengeluaran mereka ke kebutuhan dasar atau barang yang lebih esensial, seperti bahan makanan atau kebutuhan rumah tangga.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bank BJB (BJBR), yang melaporkan bahwa dampak dari tren penurunan konsumsi kelas menengah membuat nilai transaksi nasabah menurun, walaupun frekuensi transaksi masih bertumbuh. Direktur Utama BJB, Yuddy Renaldi, mengatakan bahwa meskipun frekuensi transaksi bertumbuh, nilai transaksi yang diperoleh mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan daya beli masyarakat, yang juga tercermin dari perubahan pola transaksi masyarakat.

Selain bank-bank tersebut, Bank swasta terbesar RI, BCA (BBCA), juga tidak luput dari dampak penurunan kelas menengah. Meskipun transaksi QRIS atau debit tidak terpengaruh, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengakui bahwa kredit retail mengalami dampak. Namun, Jahja juga menambahkan bahwa kredit konsumsi seperti KPR dan KKB di BCA tetap bertumbuh karena bunga yang murah.

Fenomena ini merupakan penanda bahwa kelas menengah di Indonesia saat ini mengalami tekanan ekonomi yang signifikan. Hal ini tidak hanya menjadi masalah bagi individu-individu dalam kelompok ini, tetapi juga mempengaruhi perekonomian nasional secara keseluruhan. Adanya penurunan transaksi QRIS di beberapa bank menjadi salah satu indikasi bahwa kondisi ekonomi kelas menengah semakin memperihatinkan, dan perlu adanya perhatian lebih serius dari pemerintah dan semua pemangku kepentingan ekonomi di Indonesia. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi penurunan kelas menengah ini, seperti peningkatan daya beli masyarakat, pembangunan lapangan kerja, dan perbaikan kondisi ekonomi secara menyeluruh. Selain itu, pemangku kepentingan juga perlu memperhatikan regulasi dan kebijakan ekonomi yang dapat mendukung pertumbuhan kelas menengah yang berkelanjutan.

 

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved