Bos Huayou Temui Pemerintah Indonesia, Siap Suntik Rp 336 Triliun untuk Proyek Baterai EV
Tanggal: 23 Mei 2025 09:25 wib.
Tampang.com | Indonesia semakin menunjukkan keseriusannya menjadi pemain utama dalam industri baterai kendaraan listrik (EV). CEO Huayou Cobalt Co, Chen Xuehua, datang langsung ke Jakarta untuk membahas realisasi investasi besar di sektor ini. Ia dijadwalkan bertemu dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan P. Roeslani serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Kamis (22/5/2025).
Menurut Rosan, pertemuan ini merupakan bagian dari pembahasan teknis untuk investasi Huayou yang akan menggantikan posisi konsorsium LG dalam proyek baterai EV. “Huayou dan Chairman-nya hadir di Jakarta. Kami akan bertemu dan lanjut membahas teknis detail bersama Pak Bahlil,” ujar Rosan dalam pernyataan yang disampaikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Investasi Huayou ini tidak main-main. Perusahaan asal Tiongkok itu berkomitmen menambah dana sebesar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 336 triliun. Tambahan ini akan melengkapi investasi sebelumnya yang telah terealisasi sebesar 8,8 miliar dolar AS (sekitar Rp 147,8 triliun), menjadikan total investasi mereka di Indonesia sangat signifikan.
Rosan menjelaskan bahwa konsorsium proyek baterai EV ini akan melibatkan Danantara, perusahaan yang dipimpinnya, untuk memastikan kepemilikan mayoritas tetap berada di tangan Indonesia. “Ini akan dilakukan baik melalui BUMN maupun melalui Danantara secara langsung,” tegasnya.
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah memberikan restu kepada Huayou untuk mengambil alih proyek yang sebelumnya digarap oleh LG. Salah satu fokus utama dari investasi Huayou adalah pengembangan kawasan industri baru di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Kawasan ini direncanakan menjadi klaster industri sekelas Morowali dan Weda Bay.
“Kalau kita bicara pembangunan industrial park sekelas itu, jelas investasi yang dibutuhkan sangat besar,” tambah Rosan.
Huayou menggantikan konsorsium LG asal Korea Selatan yang sebelumnya berencana menggelontorkan investasi senilai 7,7 miliar dolar AS (sekitar Rp 129,8 triliun). Konsorsium tersebut terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan beberapa mitra lain. Dengan masuknya Huayou, Indonesia berharap dapat menjaga momentum hilirisasi mineral dan memperkuat posisinya di rantai pasok global kendaraan listrik.
Pembahasan lanjutan mengenai detail investasi Huayou dijadwalkan berlangsung sepanjang Mei 2025. Jika terealisasi, langkah ini akan mempercepat transformasi Indonesia menjadi pusat industri baterai EV di kawasan Asia Tenggara.