Sumber foto: google

Bos Garuda Mendukung Rencana "Avtur dari Jelantah" Luhut

Tanggal: 23 Jun 2024 08:58 wib.
PT Garuda Indonesia Tbk memberikan dukungan kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, terkait rencana pembuatan bahan bakar pesawat atau avtur dari minyak jelantah.

Dalam hal ini, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menegaskan pentingnya Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur untuk digunakan pada masa depan. Ia juga menambahkan bahwa Garuda sebelumnya telah melakukan uji coba penerbangan menggunakan bioavtur dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Adi Soemarmo pada akhir tahun sebelumnya.

Irfan menyatakan, "Tentu kami akan terus memastikan bahwa target kami bersama sebagai bagian dari industri ini untuk memenuhi itu (pengembangan bioavtur)."

Dalam rangka mewujudkan komitmen tersebut, Garuda Indonesia aktif berkomunikasi dengan PT Pertamina (Persero) dan Kementerian ESDM untuk membahas proyeksi ketersediaan, harga, dan jenis bioavtur yang akan dikembangkan.

Sementara itu, Menteri Luhut Binsar Pandjaitan memiliki inisiatif dalam memimpin Rapat Rancangan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri SAF di Indonesia. Beliau menargetkan bahwa SAF dapat diluncurkan paling lambat pada acara Bali International Air Show 2024 mendatang. Hal ini merupakan langkah maju dalam memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif bagi industri aviasi.

Luhut Pandjaitan turut mengajak untuk mempertimbangkan potensi minyak jelantah atau used cooking oil sebagai bahan bakar untuk industri penerbangan. Dalam postingan Instagramnya @luhut.pandjaitan, Luhut menuliskan pertanyaan tersebut pada Rabu, 29 Mei.

Diketahui, SAF merupakan bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan, dihasilkan dari campuran bahan bakar jet konvensional dan bahan pencampur berkelanjutan. Terdapat tujuh sumber utama bahan baku SAF, di antaranya adalah minyak goreng bekas.

Luhut juga menjelaskan bahwa pengembangan industri SAF sangat penting mengingat prediksi bahwa Indonesia akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade mendatang, dan asumsi kebutuhan bahan bakar mencapai 7.500 ton liter hingga tahun 2030. Bahkan, Pertamina telah melakukan uji coba statis SAF untuk digunakan pada mesin jet CFM56-7B.

Dalam paparannya, Luhut menyatakan, "Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil."

Penggunaan minyak jelantah sebagai salah satu sumber bahan bakar alternatif bagi aviasi dapat memberikan gambaran tentang upaya Indonesia dalam mencapai target memperoleh kemandirian energi yang lebih tinggi, serta mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini sejalan dengan visi pengembangan energi terbarukan yang lebih berkelanjutan.

Dukungan lintas sektor, baik dari pemerintah, perusahaan penerbangan, maupun perusahaan minyak dan gas, sangatlah penting dalam upaya mewujudkan industri aviasi yang lebih berkelanjutan di Indonesia. Keberadaan bioavtur dari minyak jelantah dapat menjadi bagian dari solusi dalam upaya mengurangi jejak karbon dari industri penerbangan.

Kerjasama antara Garuda Indonesia, PT Pertamina (Persero), dan Kementerian ESDM ternyata merupakan langkah positif dalam upaya peningkatan penggunaan bioavtur di industri penerbangan Tanah Air. Diharapkan, upaya ini akan terus dikembangkan secara berkelanjutan sehingga penggunaan bioavtur dapat lebih meluas, dampak lingkungan dapat dikurangi, dan sektor aviasi Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin dalam pengembangan energi terbarukan di dunia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved