Bos BI: Cadangan Devisa RI Aman di Tengah Gejolak Rupiah
Tanggal: 12 Mei 2024 12:32 wib.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo kembali menegaskan bahwa cadangan devisa Indonesia sudah lebih dari cukup menurut standar nasional, yang setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor. Bahkan, cadangan tersebut juga jauh di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor.
Dalam sebuah media briefing di Gedung Thamrin, Jakarta Pusat, pada Rabu (8/5), Perry mengungkapkan bahwa cadangan devisa Indonesia sebenarnya jauh melebihi ukuran IMF (International Monetary Fund). Hal ini mengisyaratkan bahwa penurunan cadangan devisa tidak perlu dianggap sebagai masalah yang memprihatinkan.
Menurut Perry, cadangan devisa merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter yang sangat penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ini berarti bahwa cadangan devisa akan cenderung naik saat terjadi surplus neraca perdagangan dan aliran masuk modal asing ke Indonesia.
Sementara itu, cadangan devisa akan mengalami penurunan ketika terjadi defisit neraca perdagangan dan perlu dilakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
"Bahkan walaupun terjadi penurunan cadangan devisa karena aliran keluar modal asing, kami pastikan bahwa jumlah cadangan yang kami miliki masih jauh lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Sehingga tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan terkait hal ini," tegas Perry.
Dalam upaya untuk meningkatkan cadangan devisa, Bank Indonesia telah mengambil langkah dengan menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 23-24 April lalu.
"Pada umumnya, kami memperkirakan bahwa cadangan devisa akan kembali meningkat. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan yang telah kami terapkan serta aliran masuk modal asing, meskipun kita menyadari bahwa pada kuartal II ini ada potensi kenaikan permintaan dolar AS, baik dari sektor korporasi maupun dari pihak lain," jelas Perry.
Penurunan jumlah cadangan devisa Indonesia pada April 2024 sebesar US$136,2 miliar, sedikit turun dari posisi pada Maret 2024 yang mencapai US$140,4 miliar. Namun, hal ini tidak menjadi alasan untuk merasa was-was karena jumlah ini tetap dianggap aman. Cadangan devisa Indonesia saat ini setara dengan pembiayaan 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Bank Indonesia percaya bahwa cadangan devisa yang dimiliki saat ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Penurunan jumlah cadangan devisa Indonesia pada bulan April ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Secara keseluruhan, Bank Indonesia meyakini bahwa dengan kebijakan yang tepat, cadangan devisa Indonesia dapat tetap terjaga dengan baik di tengah gejolak ekonomi global yang terjadi saat ini. Jadi, walaupun terdapat penurunan sementara dalam jumlah cadangan devisa, hal ini tidak harus menimbulkan kekhawatiran berlebihan.