Boeing akan PHK 17 Ribu Karyawan di Tengah Krisis Finansial
Tanggal: 12 Okt 2024 18:56 wib.
Boeing Co, perusahaan penerbangan raksasa, mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) yang akan mempengaruhi sekitar 10% dari total jumlah karyawan di berbagai negara. CEO Boeing, Kelly Ortberg, menyampaikan keputusan ini dalam sebuah memo kepada seluruh karyawan pada Jumat (11/10/2024). Keputusan ini diambil untuk menghadapi tantangan keuangan besar yang sedang dihadapi perusahaan dan dampak dari aksi mogok yang mengganggu operasional.
Plan PHK ini diperkirakan akan mengurangi sekitar 17.000 posisi, termasuk eksekutif, manajer, dan karyawan lainnya. Langkah pemangkasan ini diambil sebagai bagian dari upaya restrukturisasi dalam menghadapi tekanan keuangan yang mempengaruhi divisi pesawat komersial dan pertahanan. Kisruh keuangan ini juga tercermin dari penundaan pengenalan jetliner 777X yang pertama. Penjualan kuartal ketiga diprediksi akan jauh di bawah ekspektasi Wall Street, menambah beban perusahaan dalam situasi yang sulit.
CEO Boeing, Kelly Ortberg mengungkapkan, "Bisnis kami berada dalam posisi yang sulit. Tak mudah untuk melebih-lebihkan tantangan yang kami hadapi bersama. Memulihkan perusahaan memerlukan keputusan yang sulit, dan kami harus membuat perubahan struktural agar tetap kompetitif dan terus bisa melayani pelanggan kami." Langkah PHK ini juga diestimasi dapat menghasilkan penghematan sekitar US$1,7 miliar dalam pendapatan sebelum bunga dan pajak. Analis Jefferies, Sheila Kahyaoglu, menilik bahwa tindakan PHK ini juga menjadi peringatan bagi produsen kedirgantaraan lainnya.
Keputusan pemangkasan tenaga kerja Boeing juga mencerminkan situasi yang dihadapi industri kedirgantaraan secara keseluruhan. Perlambatan ekonomi global dan tekanan keuangan berdampak pada berbagai pemain dalam industri ini. Hal ini mengingatkan bahwa lebih banyak lagi PHK dapat terjadi di masa yang akan datang.
Tantangan besar juga dihadapi CEO Boeing, Kelly Ortberg, dalam mengubah kondisi perusahaan yang bermasalah. Perusahaan berusaha keras untuk mencari solusi dalam kebuntuan dengan Asosiasi Mekanik dan Pekerja Dirgantara Internasional. Namun, perundingan tersebut gagal tanpa adanya kejelasan tentang kapan dan bagaimana dapat dilanjutkan.
Sikap keras dari serikat pekerja juga menjadi kendala dalam perundingan. Boeing telah mengajukan dua tawaran kenaikan gaji yang ditolak oleh serikat pabrik perjam di seluruh pantai barat. Mogok kerja yang berlangsung selama sebulan terakhir telah menyebabkan terhentinya produksi dan menipisnya cadangan, yang berdampak negatif pada kinerja perusahaan.
Sebagai hasilnya, saham Boeing turun 1,6% dalam perdagangan setelah jam kerja pada Jumat (11/10/2024). Saham ini mengalami penurunan sekitar 42% sepanjang tahun ini hingga penutupan. Hal ini mencerminkan ketidakstabilan situasi keuangan perusahaan, yang juga mempengaruhi kepercayaan pasar terhadap Boeing.
Lebih lanjut, kinerja keuangan awal Boeing memperlihatkan performa di bawah ekspektasi. Boeing memperkirakan pendapatannya kuartal ketiga sebesar US$17,8 miliar, lebih rendah dari perkiraan Wall Street sebesar US$18,6 miliar. Kerugian bersih sebesar US$9,97 per saham yang mereka alami juga menjadi catatan yang cukup mengkhawatirkan.
Namun, angka pengeluaran yang lebih rendah dari perkiraan dalam periode yang berakhir 30 September memberi sedikit harapan. Proyeksi sebelumnya memperkirakan arus kas keluar sebesar US$3 miliar, namun kenyataannya jauh lebih rendah, yaitu sekitar US$1,8 miliar saja. Hal ini menunjukkan bahwa krisis kas Boeing mungkin tidak seburuk yang diprediksi sebelumnya.
Boeing juga mengumumkan adanya biaya prapajak gabungan sebesar US$5 miliar di dua divisi bisnis utamanya, dengan sebagian besar berasal dari penundaan jet widebody Boeing 777X. Untuk membenahi kondisi, Boeing akan menutup produksi program 767 pada 2027 dan melakukan restrukturisasi dalam bisnis pertahanan dan ruang angkasa.
Situasi ini menjadi tugas besar bagi CEO Boeing, Kelly Ortberg, dalam melakukan perubahan-perubahan penting. Rencana penghematan biaya yang diambil, seperti penghentian sementara beberapa pekerja, pembekuan perekrutan, dan pengurangan perjalanan dinas, juga menandakan keseriusan Boeing dalam menghadapi krisis ini.