Sumber foto: Google

Bitcoin Tembus Rp 1,7 Miliar! Ini Deretan Sentimen Positif yang Dorong Kenaikan

Tanggal: 17 Mei 2025 15:15 wib.
Tampang.com | Harga Bitcoin kembali menggebrak pasar dengan mencatatkan rekor tertinggi baru, menembus angka 105.000 dollar AS atau setara Rp 1,7 miliar per keping. Kenaikan fantastis ini ditopang oleh sejumlah faktor kunci, mulai dari meredanya inflasi di Amerika Serikat hingga masuknya pemain-pemain besar dari institusi global ke pasar kripto.

Inflasi AS Turun, Sinyal Positif untuk Pasar Aset Risiko

Data dari Bureau of Labor Statistics (BLS) mengungkapkan bahwa inflasi tahunan di AS untuk bulan April 2025 berada di angka 2,3 persen, turun dari 2,4 persen pada Maret. Ini menjadi laju inflasi terendah sejak Februari 2021, yang memberi harapan bahwa The Fed bisa menghentikan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.


“Penurunan inflasi ini memberikan ruang bagi investor untuk kembali melirik aset berisiko, termasuk bitcoin,” ujar CEO Indodax, Oscar Darmawan, dalam pernyataan resminya, Kamis (15/5/2025).


Institusi Besar Borong Bitcoin, Kepercayaan Meningkat

Tak hanya faktor makro, derasnya arus modal dari institusi keuangan besar turut memicu lonjakan harga bitcoin. Menurut data terbaru, perusahaan finansial menyumbang 36 persen dari total pembelian bitcoin oleh korporasi, disusul oleh sektor teknologi (16,8 persen) dan konsultan (16,5 persen).

Salah satu akuisisi terbesar tahun ini datang dari perusahaan Strategy (MSTR) yang membeli 13.390 BTC senilai 1,34 miliar dollar AS.


“Semakin banyak institusi yang masuk, semakin kuat pondasi pasar kripto. Ini bukan lagi sekadar spekulasi,” tegas Oscar.


Stabilitas Geopolitik dan Regulasi Dorong Optimisme

Kondisi geopolitik juga memberikan angin segar. Setelah beberapa bulan penuh ketegangan, kesepakatan tarif antara AS dan China akhirnya tercapai. Hal ini menurunkan ketakutan akan perlambatan ekonomi global, sekaligus meningkatkan rasa aman di kalangan investor kripto.

Di sisi lain, regulasi kripto yang semakin jelas di berbagai negara, termasuk Indonesia, ikut mendorong minat pasar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebut terus memperkuat pengawasan demi memastikan pasar kripto yang sehat dan terpercaya.


“Regulasi yang progresif memberikan rasa aman bagi investor untuk lebih aktif di pasar aset digital,” tambah Oscar.


Ingat, Risiko Tetap Ada

Meski optimisme merebak, Oscar mengingatkan bahwa investasi di kripto tetap penuh risiko. Pergerakan harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh situasi global, baik dari sisi ekonomi maupun politik.


“Investor perlu tetap bijak, terus lakukan riset, dan jangan terpancing euforia,” ujarnya.


Oscar menutup dengan keyakinan bahwa tren positif akan berlanjut, selama permintaan institusi terus meningkat, inflasi global terkendali, dan adopsi teknologi kripto makin meluas.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved