Bisnis Menteri Jokowi Ini Bangkrut Gegara Didemo 3.000 Karyawan
Tanggal: 29 Sep 2024 06:20 wib.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas mengungkapkan pengalaman pahitnya sebagai pengusaha yang akhirnya harus menutup usahanya karena terus-menerus mendapat demo dari ribuan pekerjanya. Kejadian ini terjadi sekitar 20 tahun yang lalu saat Indonesia sedang berada di masa reformasi.
Dalam pengakuannya, Zulhas menyebut bahwa pada saat itu ia memiliki sekitar 3.000 orang karyawan. Namun, usahanya kerap dilanda demo oleh serikat pekerja hampir setiap hari, yang akhirnya membuatnya merasa pusing dan putus akal. Situasi ini kemudian mendorongnya untuk mengambil keputusan menutup usahanya.
Menyoroti penyebab banyak pabrik yang pindah lokasi produksi, Zulhas menjelaskan bahwa salah satu penyebabnya adalah karena terlalu banyak serikat pekerja. Ia memberikan contoh di Karawang di mana industri dapat memiliki banyak serikat pekerja, bahkan mencapai 10-11 serikat. Di sisi lain, Zulhas menyatakan bahwa situasi dan kondisi pekerja di Jawa Tengah lebih kondusif dibandingkan daerah lain. Selain itu, biaya tenaga kerja di Jawa Tengah juga lebih murah daripada di kota industri Karawang. Menurutnya, suasana pekerjaan di Jawa Tengah lebih tenang, di mana satu industri yang memiliki 20 ribu pegawai hanya memiliki satu serikat pekerja atau bahkan tidak memiliki serikat pekerja sama sekali.
Zulhas juga menilai bahwa menurunnya industri manufaktur nasional disebabkan oleh kondisi yang tidak kompetitif, baik dari sisi mesin produksi yang sudah tua maupun serbuan produk impor ilegal. Sebagai contoh, banyak industri manufaktur yang pindah lokasi produksi ke Jawa Tengah karena kondisi kerja yang lebih kondusif dan biaya tenaga kerja yang lebih murah.
Pengalaman pahit yang dialami oleh Zulhas memberikan pelajaran yang berharga tentang pentingnya menjaga hubungan yang sehat antara pengusaha dan buruh agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi kedua belah pihak. Hal ini juga mengingatkan bahwa perubahan kebijakan dan regulasi terkait ketenagakerjaan perlu dilakukan secara hati-hati demi keberlangsungan serta pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia. Hal ini bisa dilakukan melalui dialog yang terbuka dan konstruktif antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja agar dapat menciptakan suasana kerja yang seimbang dan saling menguntungkan bagi semua pihak.