Bisa Hemat Air! Kementerian PU Jelaskan Metode Irigasi Padi Hemat Air
Tanggal: 30 Apr 2025 19:14 wib.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Menteri PU Dody Hanggodo terus mendorong inovasi dalam sektor pertanian demi menjawab tantangan krisis air dan ketahanan pangan nasional. Salah satu inovasi terbaru adalah penerapan Program Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) yang terbukti memberikan dampak positif bagi petani sekaligus menghemat sumber daya alam secara signifikan.
Menteri PU Dody Hanggodo menjelaskan bahwa program IPHA merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan efisiensi pertanian di tengah perubahan iklim yang makin ekstrem. Melalui metode irigasi ini, para petani tidak hanya bisa menghemat air, tetapi juga benih dan pupuk tanpa menurunkan hasil panen, bahkan cenderung meningkat.
"Metode ini telah kami uji di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Majalengka. Hasilnya sangat menggembirakan. Petani bisa menanam dengan air lebih sedikit, tapi kualitas dan jumlah panennya meningkat," ungkap Dody dalam konferensi pers, Senin (28/4/2025).
Metode Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) berbeda dari teknik tanam konvensional yang biasanya membutuhkan air menggenang di sawah. Dalam metode IPHA, sawah justru dibiarkan agak kering dalam waktu tertentu dikenal sebagai intermittent irrigation atau irigasi berselang. Teknik ini tidak hanya menghemat air hingga 30%, tetapi juga menciptakan kondisi tanah yang lebih sehat bagi tanaman padi.
Selain itu, metode ini mengurangi pertumbuhan gulma dan organisme penyebab penyakit tanaman, sehingga penggunaan pestisida dan herbisida dapat ditekan. Penghematan lainnya terjadi pada jumlah benih dan pupuk yang digunakan, karena kebutuhan tanaman lebih terukur.
Para petani di Kabupaten Indramayu mengaku metode IPHA membuat biaya produksi turun drastis. "Biasanya kami pakai air banyak sekali. Sekarang bisa hemat hampir setengahnya. Hasil panen juga tidak kalah, bahkan lebih bagus karena padinya tidak mudah roboh dan penyakitnya berkurang," kata Sukarman, petani dari Kecamatan Haurgeulis.
Hal senada juga diungkapkan petani dari Majalengka yang mengatakan bahwa mereka bisa menghemat pupuk hingga 25% karena tanah tidak terlalu lembap, sehingga unsur hara terserap lebih optimal oleh akar padi.
Kementerian PU menargetkan metode ini dapat diterapkan secara masif di seluruh wilayah pertanian irigasi di Indonesia. Program ini juga sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan produktivitas pertanian nasional tanpa membebani sumber daya alam.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan, "Ke depan, Program Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) akan menjadi standar baru dalam sistem irigasi nasional. Kita harus adaptif terhadap perubahan iklim dan terus meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan hasil."
Dengan program ini, diharapkan Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam mengembangkan sistem pertanian ramah lingkungan sekaligus menguntungkan petani.