Sumber foto: Unsplash.com

BI Ungkap Fenomena Warga RI Tinggalkan ATM, Kompak Pindah ke Sini

Tanggal: 18 Okt 2024 18:15 wib.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, telah mengungkapkan bahwa transaksi digital di Indonesia masih terus berkembang pesat. Hal ini didukung oleh pertumbuhan transaksi ekonomi keuangan digital yang kuat, serta sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.

Menurut Perry, dari sisi sistem pembayaran, nilai transaksi Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) mengalami peningkatan sebesar 16% secara tahunan (yoy), mencapai angka Rp 14.500 triliun. Sementara itu, dari sisi pembayaran ritel, volume transaksi BI FAST juga mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 61,1% yoy, mencapai jumlah transaksi sebanyak 324,9 juta.

Selain itu, layanan digital banking juga mencatat pertumbuhan sebesar 34,3% yoy menjadi 5.663 juta transaksi, sedangkan transaksi uang elektronik juga mengalami kenaikan sebesar 29,1% yoy menjadi 2.001 juta transaksi, demikian ungkap Perry.

Secara khusus, pertumbuhan paling tinggi terjadi pada sistem pembayaran berbasis QRIS yang mengalami peningkatan sebesar 209,6% yoy dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta dan jumlah pedagang mencapai 34,23 juta. Sebagian besar pengguna dan pedagang QRIS merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Di sisi lain, transaksi menggunakan kartu ATM debit mengalami penurunan sebesar 8,59% yoy, hanya mencapai 1.738,5 juta transaksi, sementara transaksi kartu kredit mengalami pertumbuhan sebesar 14,8% mencapai 116,97 juta transaksi.

"Sementara dari sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah uang kartal tumbuh sebesar 9,96% yoy menjadi 1.507,4 triliun," tambah Perry.

Tingginya pertumbuhan transaksi digital dan sistem pembayaran yang inovatif memberikan gambaran tentang perubahan perilaku konsumen di era digital. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perkembangan teknologi, kebutuhan akan layanan yang cepat dan aman, serta adopsi teknologi digital oleh pelaku usaha, terutama UMKM.

Peningkatan penggunaan layanan pembayaran digital juga menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya dan nyaman dengan sistem pembayaran non-tunai. Selain itu, adopsi teknologi pembayaran digital juga mendukung efisiensi transaksi, memudahkan akses keuangan, serta membuka peluang ekspansi bisnis bagi pelaku usaha.

Namun demikian, meskipun pertumbuhan transaksi digital terus meningkat, penting untuk terus memastikan keamanan dan perlindungan konsumen dalam menggunakan layanan pembayaran digital. Bank Indonesia sebagai otoritas yang mengawasi sistem pembayaran akan terus mengawasi perkembangan transaksi digital dan memastikan adopsi teknologi pembayaran yang aman dan terpercaya bagi seluruh masyarakat.

Komitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan inklusi keuangan turut diwujudkan melalui berbagai kebijakan yang mendukung perkembangan sistem pembayaran digital yang inovatif dan aman. Upaya kolaborasi antara regulator, pelaku usaha, dan stakeholder lainnya diharapkan mampu menciptakan ekosistem pembayaran digital yang memadai sekaligus menjaga keamanan dan perlindungan konsumen.

Sebagai informasi tambahan, data statistik terkait dengan pertumbuhan transaksi digital dan sistem pembayaran yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia mampu memberikan gambaran yang jelas tentang tren penggunaan berbagai layanan pembayaran di Indonesia. Dengan memahami tren ini, regulator dan pelaku usaha dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan layanan pembayaran digital, mendorong inklusi keuangan, serta memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna dalam bertransaksi.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved