Sumber foto: merdeka.com

BI Rate Turun Menjadi 6%, Bagaimana Pengaruhnya Terhadap Bunga Kredit Perbankan?

Tanggal: 18 Sep 2024 19:51 wib.
Bank Indonesia (BI) baru-baru ini memangkas suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6%, dengan harapan bahwa perbankan akan merespons dengan menurunkan suku bunga deposito dan kredit. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan penyaluran kredit. Selain itu, suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga dipangkas masing-masing menjadi 5,25% dan 6,75%. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan harapannya terhadap penurunan suku bunga deposito dan kredit dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada Rabu, 18 September 2024.

Dampak positif yang diharapkan dari penurunan suku bunga tersebut adalah adanya peningkatan penyaluran kredit oleh bank-bank. Perry Warjiyo mengatakan bahwa penyaluran kredit pada bulan Agustus 2024 telah tumbuh sebesar 11,40% dibanding tahun sebelumnya, dan target pertumbuhan kredit hingga akhir tahun adalah sekitar 10-12%. Dengan penurunan suku bunga, diharapkan penyaluran kredit oleh bank akan semakin meningkat.

Warjiyo juga mengharapkan respon positif dari perbankan terhadap langkah BI tersebut. Dia berharap agar perbankan lebih giat dalam menyalurkan kredit, bukan hanya karena insentif Kredit Likuiditas Moneter (KLM) namun juga karena faktor-faktor lain yang bisa mendorong perekonomian.

Tentu saja, penurunan suku bunga acuan BI memberikan sinyal positif bagi para peminjam, termasuk individu dan bisnis, yang dapat mengakses kredit dengan bunga yang lebih rendah. Sementara itu, bagi para deposan, penurunan suku bunga deposito bisa berdampak negatif karena potensi pendapatan yang lebih rendah dari simpanan mereka.

Selain itu, penurunan suku bunga dapat memberikan dorongan positif terhadap investasi. Ketika suku bunga kredit menurun, hal ini akan mendorong konsumsi dan investasi yang pada gilirannya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dengan bunga kredit yang lebih rendah, investor akan lebih termotivasi untuk mengambil pinjaman guna memperluas usaha mereka, sehingga hal ini dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan sektor usaha dan industri.

Dalam konteks global, penurunan suku bunga BI juga dapat memengaruhi arus modal masuk ke Indonesia. Investor asing akan cenderung tertarik untuk mengalihkan investasinya ke Indonesia ketika suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Dengan demikian, penurunan suku bunga BI dapat memberikan dorongan bagi perekonomian secara keseluruhan.

Namun, meskipun penurunan suku bunga acuan BI membawa sejumlah potensi positif, terdapat pula risiko yang perlu diperhatikan. Potensi inflasi merupakan salah satu hal yang perlu diwaspadai ketika suku bunga turun. Penurunan suku bunga dapat mendorong konsumsi, namun jika pertumbuhan ekonomi tidak diimbangi dengan peningkatan produksi, hal ini bisa berpotensi meningkatkan tekanan inflasi.

Selain itu, penurunan suku bunga juga dapat memberikan tekanan terhadap nilai tukar mata uang. Investor asing mungkin akan mengalihkan investasi mereka ke negara lain yang menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, sehingga hal ini bisa berdampak negatif terhadap nilai tukar rupiah.

Dari sisi perbankan, penurunan suku bunga juga dapat berdampak terhadap margin keuntungan mereka. Penurunan suku bunga deposito akan berpengaruh terhadap pendapatan dari bunga bagi bank, sehingga strategi perbankan perlu disesuaikan dengan kondisi pasar yang berubah.

Dalam upaya menghadapi risiko-risiko tersebut, diperlukan koordinasi antara Bank Indonesia, perbankan, dan pemerintah dalam menyesuaikan kebijakan yang mengatur suku bunga dan keuangan secara keseluruhan. Selain itu, perlu juga dilakukan pemantauan terhadap indikator-indikator ekonomi guna mengukur dampak dari penurunan suku bunga BI.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved