BI Memamerkan Rupiah Tetap Unggul dari Lira hingga Yen
Tanggal: 1 Mei 2024 22:19 wib.
Bank Indonesia (BI) memamerkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap lebih baik daripada lira Turki, yen Jepang, dan dolar Australia. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI, Juli Budi Winantya, menyatakan bahwa perkembangan indeks nilai tukar dolar AS memberikan tekanan depresiasi kepada hampir seluruh mata uang dunia. Namun, pelemahan rupiah tidak separah negara maju seperti Jepang dan Australia per 23 April 2024.
Menurut Juli, pelemahan rupiah relatif moderat, hanya mencapai 5,07 persen. Hal ini disampaikan kepada wartawan di Samosir, Sumatera Utara, pada Minggu (28/4). Sementara itu, lira Turki melemah sebanyak 9,38 persen, diikuti oleh yen Jepang yang melemah sebesar 8,91 persen, bath Thailand minus 7,88 persen, won Korea Selatan minus 6,55 persen, dan dolar Selandia Baru minus 6,12 persen. Di sisi lain, real Brasil melemah 5,98 persen dan dolar Australia minus 4,77 persen. Sedangkan, mata uang yang mengalami depresiasi paling rendah adalah rupee India, hanya sebesar 0,16 persen.
Adapun nilai tukar rupiah saat ini bertengger di Rp16.210 per dolar AS pada Jumat (26/4) sore. Mata uang Garuda melemah sebanyak 22 poin atau minus 0,14 persen dari perdagangan sebelumnya. Sementara itu, kurs referensi BI Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp16.222 per dolar AS.
Juli juga menyatakan bahwa pihaknya terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan mengoptimalkan seluruh instrumen moneter yang tersedia. Upaya ini dilakukan baik melalui intervensi di pasar valas secara spot dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder apabila diperlukan, pengelolaan likuiditas secara memadai, maupun langkah-langkah lain yang diperlukan.
"Strategi operasi moneter pro-market melalui instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI juga terus dioptimalkan guna menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri," ungkapnya.
Selain itu, BI juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA). Hal ini merupakan salah satu langkah penting dalam mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah.
Saat ini, rupiah masih mampu bertahan dengan cukup baik dibandingkan dengan sejumlah mata uang asing lainnya di tengah tekanan global terhadap nilai tukar. Meskipun tidak terhindar dari pelemahan, namun kebijakan dan langkah-langkah yang diambil oleh BI terbukti mampu menjaga stabilitas mata uang Garuda. Dengan demikian, penampilan rupiah yang tetap unggul dari lira Turki, yen Jepang, dan dolar Australia merupakan suatu pencapaian yang patut diapresiasi.
Dalam konteks ini, peran BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sangatlah vital. Diperlukan kehati-hatian dalam pengambilan kebijakan serta langkah-langkah yang tepat untuk menjaga daya saing rupiah di pasar valas global. Dukungan dari pemerintah, perbankan, dunia usaha, dan masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam upaya mempertahankan keunggulan rupiah terhadap mata uang asing lainnya.
Saat ini, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang sedang diterapkan oleh BI telah membuktikan keberhasilannya. Langkah-langkah yang diambil terbukti mampu melindungi rupiah dari tekanan devaluasi yang terjadi pada sebagian besar mata uang dunia. Seiring dengan terus berkembangnya pasar global, kebijakan moneter yang diterapkan oleh BI juga terus disesuaikan untuk menghadapi dinamika ekonomi global yang semakin kompleks.
Dengan demikian, BI terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi global. Langkah-langkah yang diambil oleh BI senantiasa mengacu pada kebutuhan pasar serta mempertimbangkan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah agar tetap kompetitif di pasar valas global.
Sesuai dengan amanahnya sebagai bank sentral, BI terus berupaya untuk melakukan langkah-langkah yang tepat guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pembahasan terkait hal ini telah menjadi fokus utama dalam berbagai forum ekonomi baik di tingkat regional maupun global. Keberhasilan BI dalam mencapai stabilitas nilai tukar rupiah telah memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Sebagai negara yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap perdagangan internasional, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah memiliki dampak yang signifikan terhadap daya saing produk-produk ekspor Indonesia. Dengan nilai tukar yang stabil dan kompetitif, produk-produk ekspor Indonesia dapat lebih mudah bersaing di pasar global dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah juga menjadi faktor penting dalam menjaga daya beli masyarakat serta stabilitas harga. Ketika nilai tukar rupiah terjaga dengan baik, maka harga-harga barang konsumsi dan kebutuhan pokok juga akan lebih stabil. Hal ini tentu saja memberikan dampak yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Dengan demikian, peran BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sangatlah vital bagi perekonomian Indonesia. Kebijakan dan langkah-langkah yang diambil oleh BI merupakan upaya yang sangat penting dalam menjaga kestabilan ekonomi nasional serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam konteks ini, peran BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sangatlah penting untuk memastikan kelancaran perdagangan internasional serta pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah-langkah yang diambil oleh BI merupakan manifestasi dari komitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah demi meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia di pasar global.
Dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang semakin kompleks, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang diterapkan oleh BI telah terbukti berhasil dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Dukungan dari pemerintah, perbankan, dunia usaha, dan masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah demi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta kesejahteraan masyarakat.