Sumber foto: Google

Beras Impor Mengalir Deras, Tapi Harga di Pasar Tetap Mahal!

Tanggal: 13 Mei 2025 21:55 wib.
Tampang.com | Pemerintah telah membuka keran impor beras dalam jumlah besar demi menstabilkan harga di pasar. Namun hingga kini, harga beras di sejumlah wilayah tetap tinggi, bahkan menembus Rp15.000 per kilogram. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan: mengapa pasokan melimpah tidak otomatis menurunkan harga?

Impor Besar, Harga Tetap Tak Terjangkau
Sejak awal 2024, Indonesia telah mengimpor lebih dari 3 juta ton beras dari berbagai negara. Namun, alih-alih turun, harga eceran justru stabil tinggi. Di pasar tradisional, beras premium masih dijual Rp14.000–Rp16.000/kg.

“Katanya impor biar harga turun, tapi di pasar kami malah makin mahal,” keluh Ani, pedagang beras di Bekasi.

Distribusi dan Mafia Rantai Pasok Jadi Biang Kerok
Pengamat pertanian dari IPB, Dr. Sigit Wibowo, menyebut bahwa distribusi beras dari pelabuhan ke pasar dikuasai oleh segelintir pemain besar. Mereka menentukan pasokan dan harga di pasar, bahkan menyimpan stok saat harga belum sesuai ekspektasi.

“Pemerintah terlalu fokus pada volume impor, tapi abai soal pengawasan distribusi. Mafia beras masih sangat kuat,” jelas Sigit.

Petani Lokal Tak Dapat Perlindungan Harga
Ironisnya, di tengah banjir beras impor, banyak petani lokal justru menjual hasil panennya di bawah harga pokok produksi. Tanpa intervensi harga dari pemerintah, mereka menjadi pihak yang paling dirugikan.

“Petani rugi, harga tinggi, yang untung siapa? Ya tengkulak dan importir,” ujar Sigit.

Solusi: Audit Rantai Distribusi dan Perkuat Cadangan Nasional
Pemerintah didesak untuk segera melakukan audit terhadap rantai distribusi pangan dan memutus monopoli distribusi beras. Selain itu, perlu penguatan cadangan pangan strategis di daerah agar tidak selalu bergantung pada stok impor.

Kedaulatan Pangan Tidak Bisa Dibeli dari Luar Negeri
Ketahanan pangan tidak cukup hanya dengan mendatangkan beras dari luar. Tanpa sistem distribusi yang adil dan kebijakan perlindungan terhadap petani, kedaulatan pangan hanya akan menjadi wacana kosong yang terus berulang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved