BBM & Tarif Listrik Stabil, Tapi Harga Sembako Naik Terus, Ada yang Tak Beres?

Tampang.com | Meskipun pemerintah memastikan tidak ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tarif listrik selama kuartal kedua 2025, harga kebutuhan pokok justru terus melonjak. Masyarakat mempertanyakan penyebab lonjakan harga yang dinilai tidak logis dan mulai melemahkan daya beli rumah tangga.

Harga Naik Diam-diam, Daya Beli Terjun Bebas
Beras, minyak goreng, telur, dan gula menjadi komoditas yang paling terasa kenaikannya. Di beberapa daerah, kenaikan mencapai 10-20 persen dalam dua bulan terakhir. Padahal, secara teori, stabilnya BBM dan listrik seharusnya menahan kenaikan ongkos produksi dan distribusi.

“Kalau energi tidak naik, kenapa bahan pokok malah naik terus? Ini inflasi yang aneh,” keluh Yuliana, ibu rumah tangga di Semarang.

Biaya Produksi atau Spekulasi Pasar?
Pengamat menilai bahwa kenaikan harga bukan hanya soal biaya produksi, melainkan spekulasi pasar dan distribusi yang tidak diawasi dengan ketat. Ada indikasi penimbunan barang atau pengaturan stok oleh pihak tertentu untuk mengerek harga.

“Inflasi kita sudah mulai dipengaruhi psikologi pasar dan permainan harga oleh distributor besar,” ujar Rizal Tandjung, ekonom dari Ekonomika Institute.

Inflasi Tak Lagi Terkait Energi
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa komponen inflasi volatile food (bahan pangan bergejolak) menjadi penyumbang utama kenaikan indeks harga konsumen, mengalahkan pengaruh harga energi. Artinya, kendali inflasi tidak cukup dengan menahan harga BBM dan listrik saja.

Solusi: Perkuat Pengawasan dan Perpendek Rantai Distribusi
Pemerintah perlu melakukan operasi pasar secara konsisten, bukan hanya menjelang hari besar. Selain itu, memperpendek rantai distribusi melalui koperasi produsen dan sistem logistik digital bisa memangkas celah permainan harga.

“Kalau tidak cepat diatasi, inflasi ini akan menghantam konsumsi rumah tangga dan menekan pertumbuhan ekonomi,” tambah Rizal.