Sumber foto: iStock

Bank Dunia Tuding Beras RI Termahal di ASEAN, Cek Harga Hari Ini

Tanggal: 26 Sep 2024 19:35 wib.
Menurut Direktur Bank Dunia, harga beras di Indonesia diklaim sebagai yang paling mahal di antara negara-negara ASEAN. Pernyataan tersebut mendapat sorotan karena di sisi lain, pendapatan petani di Indonesia hanya sekitar Rp5 juta per tahun. Respons atas pernyataan tersebut datang dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan bahwa dalam membandingkan harga beras, kita harus melihat dari sudut pandang harga yang dibayarkan konsumen.

Namun demikian, pertanyaan yang muncul adalah berapa sebenarnya harga beras di tingkat eceran atau konsumen saat ini, tepatnya pada Kamis, 26 September 2024?

Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan, harga rata-rata harian nasional menunjukkan penurunan sebesar Rp20 sehingga harga beras premium turun menjadi Rp15.500 per kg, sementara harga beras medium bertengger di angka Rp13.590 per kg.

Dalam catatan, harga beras di tingkat eceran pada tahun 2024 ini terbilang lebih mahal jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Secara rata-rata eceran bulanan, harga beras premium pada bulan September 2024 mencapai Rp15.520 per kg, masih di atas harga pada bulan yang sama di tahun 2023 yang hanya sebesar Rp14.470 per kg. Sedangkan untuk jenis beras medium, harga rata-rata di bulan yang sama pada tahun 2024 adalah Rp13.570 per kg, juga lebih tinggi dibandingkan dengan bulan September 2023 yang hanya sebesar Rp12.840 per kg.

Harga beras di wilayah Jakarta juga mengalami variasi. Harga beras IR 1 (IR 64), IR.II (Ramos), dan IR.III (IR 64) naik menjadi masing-masing Rp156, Rp84, dan Rp83 dibandingkan dengan hari sebelumnya. Sehingga, harga rata-rata eceran ketiga jenis beras ini adalah Rp14.772 per kg, Rp14.160 per kg, dan Rp13.513 per kg.

Sementara itu, harga beras Muncul I, Beras IR 42 (Pera), dan Beras Setra I (Premium) mengalami penurunan harga masing-masing turun Rp1.592, Rp4.215, dan Rp4.212 menjadi berturut-turut ke harga Rp14.270 per kg, Rp15.998 per kg, dan Rp15.200 per kg.

Namun begitu, bagaimana jika kita membandingkan harga beras di Indonesia dengan negara-negara di ASEAN?

Mengutip laporan Departemen Pertanian AS (USDA) edisi 6 Agustus 2024, harga beras di Indonesia memang lebih tinggi dibandingkan dengan harga beras di Thailand dan Vietnam.

Perlu dicatat bahwa kedua negara ini termasuk dalam negara pemasok beras yang mendistribusikan beras ke Indonesia. Vietnam dan Thailand adalah negara asal impor beras ke Indonesia pada tahun 2023-2024.

Dari data tersebut, tercatat bahwa pada periode Januari-Mei 2024, harga beras jenis IR 64 di Indonesia berada di atas angka Rp14.000 per kg, sedangkan harga beras jenis broken 25% di Thailand dan Vietnam berada di bawah angka Rp10.000 per kg.

Data tersebut juga mengungkap bahwa harga beras di Indonesia, Thailand, dan Vietnam secara konsisten merangkak naik sejak tahun 2022, namun mulai turun setelah mencapai puncaknya pada awal tahun 2024.

Meskipun begitu, harga beras di Indonesia masih dinilai sebagai salah satu yang tertinggi di kawasan ASEAN. Tentu hal ini menjadi perhatian penting karena berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat, terutama para petani yang merupakan sektor yang rentan terhadap fluktuasi harga pangan.

Direktur Bank Dunia (World Bank) menyatakan bahwa harga beras di Indonesia merupakan yang termahal di antara negara-negara ASEAN. Sementara itu, pendapatan petani di Indonesia juga menjadi sorotan karena hanya sekitar Rp5 juta per tahun.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan respons terhadap pernyataan tersebut dengan menyatakan bahwa untuk membandingkan harga beras, kita harus melihat dari sudut pandang harga yang dibayarkan konsumen.

Namun demikian, hal yang menarik untuk dicermati adalah harga beras di tingkat eceran atau konsumen pada periode tertentu, khususnya pada Kamis, 26 September 2024.

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan, harga rata-rata harian nasional menunjukkan penurunan harga beras premium menjadi Rp15.500 per kg, sementara beras medium bertengger di angka Rp13.590 per kg.

Di sisi lain, harga beras di tingkat eceran pada tahun 2024 tercatat lebih mahal dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sebagai contoh, secara rata-rata eceran bulanan, harga beras premium pada bulan September 2024 mencapai Rp15.520 per kg, lebih tinggi dibandingkan dengan harga pada bulan yang sama di tahun 2023 yang hanya sebesar Rp14.470 per kg. Sedangkan untuk jenis beras medium, harga rata-rata di bulan yang sama pada tahun 2024 adalah Rp13.570 per kg, juga lebih tinggi dibandingkan dengan bulan September 2023 yang hanya sebesar Rp12.840 per kg.

Di wilayah Jakarta, harga beras IR 1 (IR 64), IR.II (Ramos), dan IR.III (IR 64) mengalami kenaikan harga, sementara beras Muncul I, Beras IR 42 (Pera), dan Beras Setra I (Premium) mengalami penurunan harga.

Namun begitu, bagaimana jika kita membandingkan harga beras di Indonesia dengan negara-negara di ASEAN?

Mengutip laporan Departemen Pertanian AS (USDA) edisi 6 Agustus 2024, harga beras di Indonesia memang lebih mahal dibandingkan dengan harga beras di Thailand dan Vietnam.

Perlu dicatat bahwa kedua negara ini termasuk dalam negara pemasok beras yang mendistribusikan beras ke Indonesia. Vietnam dan Thailand adalah negara asal impor beras ke Indonesia pada tahun 2023-2024.

Dari data tersebut, tercatat bahwa pada periode Januari-Mei 2024, harga beras jenis IR 64 di Indonesia berada di atas angka Rp14.000 per kg, sedangkan harga beras jenis broken 25% di Thailand dan Vietnam berada di bawah angka Rp10.000 per kg.

Data tersebut juga mengungkap bahwa harga beras di Indonesia, Thailand, dan Vietnam secara konsisten merangkak naik sejak tahun 2022, namun mulai turun setelah mencapai puncaknya pada awal tahun 2024.

Meskipun begitu, harga beras di Indonesia masih dinilai sebagai salah satu yang tertinggi di kawasan ASEAN. Tentu hal ini menjadi perhatian penting karena berdampak langsung terhadap daya beli masyarakat, terutama para petani yang merupakan sektor yang rentan terhadap fluktuasi harga pangan.

Dengan adanya perbedaan harga beras yang signifikan antara Indonesia, Thailand, dan Vietnam, langkah-langkah strategis perlu segera diambil untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan harga beras demi menjamin keamanan pangan di Indonesia.

Dalam hal ini, upaya pengawasan dan regulasi terhadap distribusi dan harga beras harus ditingkatkan. Selain itu, pemerintah perlu terus mendorong inovasi dan peningkatan produktivitas di sektor pertanian, khususnya bagi petani, agar mereka dapat memperoleh hasil yang layak dari usaha pertanian mereka.

Seiring dengan itu, kerja sama dengan negara pemasok beras seperti Vietnam dan Thailand juga harus diperkuat agar impor beras dapat dilakukan dengan lebih efisien. Hal ini juga perlu diimbangi dengan upaya pemberdayaan petani lokal untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri.

 

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved